PALU, MERCUSUAR – Meskipun masa transisi yang ditambah dua bulan oleh pemerintah daerah, ratusan Non Government Organization (NGO) yang telah memulakan program rehabilitasi dan rekonstruksi, tetap berkomitmen untuk terus menjalankan programnya.
Hal tersebut, diungkapkan Wisnu Yonar Anggono, Koordinator United Nations Development Program (UNDP) PASIGALA, yang memfasilitasi pertemuan ratusan NGO dengan pemerintah daerah, beberapa waktu yang lalu.
Komitmen tersebut kata Wisnu, yakni terus melakukan pendataan, asesmen, sampai ada juga yang telah melakukan FGD di tengah-tengah masyarakat yang akan dibantu dalam masa rehab-rekon nanti.
“Terkait dengan adanya keputusan pemerintah yang menambah dua bulan lagi, masa transisi, hal itu, tidak akan berpengaruh terhadap komitmen para NGO, untuk terus menjalankan programnya, seperti MDMC, JICA, Wahana Visi Indonesia, dan yang lainnya, sudah bekerja untuk mempersiapkan masuk tahapan rehab rekon,” ujarnya.
Memang sebelumnya kata Wisnu, pihaknya mengundang kurang lebih 112 NGO yang datang memberikan bantuannya kepada pemerintah Sulteng, terkait dengan masa rehab-rekon, untuk menyatukan persepsi dengan pemerintah, menyatukan bahasa, dan berkomitmen bekerja sama, membangun sinergitas. Karena menurut Wisnu, harus ada pembicaraan yang tegas dan jelas, terkait kerja sama tersebut, kemudian bagaimana NGO atau lembaga kemanusiaan, ingin mendampingi pemerintah, untuk bersama-sama, dalam implementasi rehab-rekon, namun beberapa jam pertemuan tersebut digelar, ternyata pemerintah mengumumkan untuk menambah dua bulan, untuk masa transisinya.
Wisnu menegaskan, program yang dijalankan secara pararel, tidak serta merta akan berhenti begitu saja, hanya karena adanya perubahan keputusan pemerintah, karena dengan bertambahnya waktu masa transisi, akan semakin banyak pula waktu yang bisa dimanfaatkan oleh NGO ataupun lembaga kemanusiaan, untuk mempersiapkan implementasi rehab-rekon, nanti.
Terkait dengan itu juga, Kepala Bidang Kerja Sama, MDMC Sulteng, Indah Ahdiah, mengatakan masa transisi yang ditambah oleh pemerintah, tidak akan berpengaruh secara signifikan dengan program yang telah dilakukan oleh MDMC, terkait rehab-rekon, di mana untuk saat ini, MDMC sudah mulai bergerak, di bidang pendidikan, sudah ada sekolah-sekolah yang di lingkungan amal usaha, sudah direhab, bahkan ada yang dibangun total, sementara untuk medis, pihaknya yang bersama Unismuh Palu, sudah mengaktifkan klinik Siti Fadilah, kemudian untuk pembangunan huntara, sementara jalan asesmennya, dan persiapan pembangunannya.
“Untuk kluster livelihood, kami sudah melakukan FGD, untuk menjaring bantuan yang cocok untuk kami berikan, dan yang untuk sasaran program livelihood, mulanya kami fokuskan di Kecamatan Sirenja dulu,” kunci Indah. NDA