TATANGA, MERCUSUAR – Penyelamatan buaya berkalung ban di sungai Palu dipadati masyarakat, Jumat (7/2/2020). Kemacetan arus lalu lintas juga terjadi selama proses penangkapan buaya berlangsung, karena banyaknya pengendara yang memarkir kendaraan di pinggir jalan.
Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Haruna mengatakan, evakuasi buaya berkalung ban dihari kedua memang di padati masyarakat. Hal ini dikarenakan, banyaknya masyarakat yang penasaran dengan proses penangkapan itu buaya.
Menurut Haruna banyaknya masyarakat yang datang merupakan salah satu kendala atau bisa dikatakan mengganggu penyelamatan buaya. Apalagi selama penangkapan, ada pula masyarakat yang mendekati sungai untuk melihat lebih dekat.
“Ini bisa mengganggu proses penangkapan dan penyelamatan buaya. Karena teriakan masyarakat membuat buaya yang tadinya muncul kepermukaan, tiba-tiba menghilang lagi, belum lagi ada yang penasaran mendekat,”katanya.
Ia mengimbau, masyarakat yang menyaksikan proses evakuasi dan penyelamatan buaya berkalung ban ini tidak perlu mendekati sungai. Karena pihak BKSDA bersama tim masih berusaha menangkap buaya tersebut untuk melepas ban bekas yang melilit di leher buaya.
Selain kepadatan masyarakat, Jalan I Gusti Ngurah Rai tepatnya di sekitar jembatan Palu II terjadi kemacetan. Pengendara yang melintas, banyak yang berhenti di jembatan dan dipinggir jalan, karena ingin melihat proses penangkapan. Sejumlah Polisi lalu lintas pun diturunkan untuk mengatasi kemacetan. IKI