Gala Siswa Indonesia (GSI) SMP tingkat Provinsi Sulteng yang berakhir pada Jumat (15/9/2018) berbuntut panjang dan masih meninggalkan tanda tanya besar siapa yang menjadi wakil Sulteng ke tingkat nasional.
Oleh : ISSRIN ASSAGAF
Wartawan Mercusuar
Diketahui, pada laga yang digelar selama 4 hari sejak Selasa (10/9/2018) hingga Jumat (14/9/2018) , Kota Palu yang diwakili SMP 2 Palu dengan perkasa membabat lawan-lawannya, mulai dari Parmout (4-0), Donggala (3-0) dan Buol (4-0).Meskipun sisa laga terakhir hanya berbagi angka 1-1 dengan Bangkep tapi, torehan 10 poin dan agregat gol 12-1 yang diraih Kota Palu, menjadi fakta yang tak terbantahkan kalau skuad yang dilatih duet Andi Azis dan Andi Aso ini pantas menyandang gelar juara Gala Siswa Sulteng 2018.
Tapi, itu kalau dilihat dari sisi tehnis pertandingan. Lalu jika memasuki ranah regulasi yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, maka status Kota Palu akan tergerus oleh sistim komunikasi Dalam Jaringan (Daring) atau On Line, dimana data siswa yang terjaring dari tingkat sekolah sampai ke dinas dikelola lewat komunikasi daring dan menjadi mutlak sebagai rujukan ke GSI tingkat nasional.
Istilah komunikasi daring sejatinya telah kita lakukan sehari-hari mengirim dan menerima email, whatsApp (WA) membaca situs berita, Facebook, Tweet dan aktifitas online lainnya. Jadi, komunikasi online adalah bentuk komunikasi yang menggunakan beragam saluran yang tersedia di internet untuk berkomunikasi dan berinteraksi cecara online untuk menyampaikan pesan.
Nah, yang menjadi permasalahan pada penyelenggaraan tingkat provinsi ini bahwa rata-rata tim yang berkompetisi hampir 90 persen data pemain yang masuk ke sistim daring tidak lengkap kecuali Donggala.
Hal inilah yang sulit dipahami dan diterima pihak tim Kota Palu yang diakui manajer tim , Bahrija hanya 12 siswanya saja yang secara regulasi terdata, sementara 6 lainnya tak masuk dalam sistim. Sementara data Parigi Moutong baru terbuka lewat komunikasi daring secara keseluruhan nanti pada saat hari terakhir penyelenggaraan GSI Sulteng.
Nasi sudah jadi bubur, pertandingan telah usai. Dan akhirnya tekanan dari para orang tua pemain SMP 2 kepada Asprov maupun Dikbud yang meminta segera menetapkan juara provinsi, dijawab Asprov pada pertemuan di Kantor Dikbud Provinsi Sabtu (15/9/2018) malam.
Pada pertemuan tersebut, secara hasil Asprov sebagai tehnis penyelenggara dengan tegas menetapkan Palu sebagai juara namun dengan sebuah catatan bahwa selanjutnya urusan ke tingkat nasional adalah kewenangan kementerian pendidikan yang akan memutuskan apakah Palu berhak menjadi wakil Sulteng atau Parmout bahkan bisa jadi Donggala yang lebih berhak.
Dikbud provinsi sebagai perpanjangan tangan Kemendikbud RI tentunya meminta pengertian yang sangat besar kepada semua yang terlibat di Gala Siswa apapun nanti hasil yang ditetapkan Kemendikbud RI karena sekali lagi komunikasi daring atau on line yang menjadi regulasi GSI harus dihormati dan diterima dengan bijak. ***