UJUNA, MERCUSUAR – Komunitas Historia Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palu akan menggelar sesi diskusi bertajuk “Palu: Kota, Sungai, dan Sesar – Refleksi 7 Tahun Bencana Pasigala 2018” pada Minggu (28/9/2025). Acara ini berlangsung di Wisata Kuliner Kalikoa, di bantaran Sungai Palu.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kota Palu, Achmad Arwien Afries, akademisi sekaligus pemerhati kebencanaan Ir. Drs. Abdullah, MT., serta penelusur arsip sejarah dan budaya, Mohamad Herianto. Diskusi dipandu oleh Slamat Anugrah.
Mohamad Herianto mengatakan, selain menjadi ruang refleksi tujuh tahun pascabencana gempa, tsunami, dan likuifaksi 28 September 2018, acara ini juga dirangkaikan dengan sosialisasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Palu 2023–2043. Melalui forum ini, pemerintah bersama masyarakat dan komunitas diharapkan dapat memperkuat pemahaman tentang tata ruang, sejarah, dan mitigasi kebencanaan di Kota Palu.
Kegiatan ini kata dia, menegaskan pentingnya membaca kembali hubungan kota, sungai, dan sesar sebagai elemen ruang hidup masyarakat Palu, sekaligus memastikan tata ruang ke depan lebih berkelanjutan dan berketahanan terhadap bencana. JEF