Mendiseminasi Gap Teknologi Bawang Merah di Desa Olobojo

B6529945-DFEA-4948-9783-B0A39303E21B-18d72f71

 

MERCUSUAR – Inilah aplikasi mulsa dan sungkup plastik dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm. Para petani bawang merah di Desa Olobojo antusias mengikuti pelatihan dan penyuluhan dari tim Untad.

DOSEN Fakultas Pertaian Universitas Tadulako Palu mendesimunasikan hasil-hasil penelitian teknologi budidaya ke petani bawang merah di Desa Olobojo, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Hal itu perlu dilakukan karena system budidaya umumnya petani belum menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), sehingga produktivitas dan mutu bawang merah, masih rendah.

Tiga dosen Fakultas Pertanian Untad pengabdi yang mendesimunasik hasil-hasil penelitian itu adalah Dr. Ir. Muhammad Ansar, MP selaku ketua tim serta Dr. Ir. Bahrudin, MP, dan Ir. Dance Tangkesalu, MP.

Bahrudin kepada Mercusar, Jumat (5/11) menjelaskan, timnya memfokuskan pada bawang merah varietas Lembah Palu (BMVLP) di Desa Olobojo. Hasil petani selama ini masih rendah dari standar industri bawang goreng.

Dijelaskan, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2021. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas petani bawang merah varietas Lembah Palu dalam memahami dan menerapkan standard GAP dalam sistem budidaya. Sehingga diharapkan produksi bawang merah secara baik dan tepat.

Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan industri bawang goreng, baik secara kuantitas maupun kualitasnya secara berkelanjutan.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, tim pengabdi bermitra dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Siaga yang ada di Dusun Bulupontou Jaya, Desa Olobojo, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.

Kegiatan pengabdian selama empat bulan. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan tentang pentingnya memanfaatkan sumber daya alam local secara optimal untuk mendukung budidaya bawang merah. Peserta diikuti sebanyak 25 orang perwakilan petani yang tergabung dalam Gapoktan Siaga.

Pelatihan teknik pembuatan pupuk organic dari limbah pertanian (limbah tanaman dan ternak) diikuti 15 orang anggota kelompok tani. Kegiatan pendampingan kelompok mitra dalam penerapan standar GAP dalam system budidaya danp roduksi bawang merah varietas Lembah Palu dikuti 10 orang perwakilan kelompok tani.

Pada lahan masing-masing kelompok tani selain dikembangkan budidaya bawang merah varietas Lembah Palu, juga dikembangkan beberapa komoditi hortikultura terutama tanaman cabe, tomat, dan sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan sawi.

Selain itu, beberapa kelompok tani juga mengembangkan usaha ternak, khususnya ternak kambing dan sapi. Namun, pengelolaan limbah tanaman dan ternak yang ada belum dilakukan secara maksimal, terutama untuk produksi pupuk organik yang sangat baik untuk budidaya tanaman hortikultura, terutama bawang merah.

Dijelaskan, kegiatan diseminasi teknologi ini, tim pengabdi dari dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dibantu tiga orang mahasiswa dari Bidang Kajian Utama (BKU) Hortikultura Program studi Agroteknologi sebagai tim pendamping dalam penerapan GAP budidaya BMVLP.

Praktik budidaya yang baik atau Good Agriculture Practice (GAP) pada tanaman bawang merah varietas Lembah Palu, meliputi persiapan lahan, penggunaan pupuk organik limbah pertanian. Kemudian penggunaan mulsa (organik dan nonrganik) dari mulsa jerami padi dan mulsa plastik hitam perak, persiapan benih/bibit yang baik.

Lalu diikuti dengan perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada benih sebelum tanam, penggunaan sungkup plastic bening dengan ketebalan 0,13 mm. Selanjutnya pengaturan jarak tanam atau populasi tanaman per petak.

Kemudian diikuti persiapan lahan dengan menggunakan pupuk anorganik serta pupuk organic dari limbah pertanian yang tersedia banyak di sekitar lahan usaha tani. Pengendalian OPT dengan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), pemberian air irigasi secara efisien melalui penggunaan kincir air (sprinkler) serta penerapan teknologi panen dan pascapanen yang tepat. Dengan demikain mutu umbi bawang merah yang dihasilkan sesuai standar industry bawang goreng.

Dari hasil beberapa kajian Muhammad Anshar yang juga sebagai ketua tim pengabdi disimpulkan, produktivitas bawang merah varietas Lembah Palu dapat ditingkatkan dengan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) dan Good Agricultural Practice (GAP) secara konsisten. Terutama, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara maksimal.

Keberhasilan usaha tani bawang merah selain ditentukan teknis budidaya khususnya dalam masalah OPT, juga ditentukan oleh varietas, pengolahan lahan, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman yang  intensif dan efisien serta pengelolaan pascapanen yang sesuai dan pemasaran.

Respon para peserta kegiatan pelatihan ini cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya peserta yang antusias dalam melaksanakan proses produksi pupuk organik bokashi limbah tanaman dan ternak tersebut.

Dengan demikian, apa yang dipraktikkan dapat membantu permasalahan ketersediaan pupuk yang baik sesuai kebutuhan petani, terutama dalam memproduksi sayuran secara organik.

Hasil penerapan GAP teknologi budidaya bawang merah tersebut menunjukkan pertumbuhan tanaman bawang merah yang lebih baik. Hal itu ditandai dengan pembentukan daun yang lebih subur dan hijau serta hasil umbi yang tinggi. Termasuk kuantitas dan kualitas hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan tanpa penerapan GAP.MAN

Pos terkait