UJUNA, MERCUSUAR – Lila (49) adalah seorang pria yang kesehariannya menjual cetakan putu yang terbuat dari batang bambu. Hampir setiap hari, Lila terlihat menunggui pembeli di ujung jembatan I, Kelurahan Ujuna.
Saat ditemui, Selasa (27/8/2019) siang, Lila mengaku, bahwa dia terpaksa harus menjual cetakan putu, demi kelangsungan hidup dia dan keluarganya yang kini berada di kampung. Lila yang merupakan suku Da’a dan berasal dari Desa Viapore itu mengaku membuat cetakan putu sendiri, diapun jarang bertemu keluarganya, karena harus menetap di Kota Palu untuk mengais rejeki lewat jualan cetakan putu itu.
“Saya tinggal dan tidur di sekitar jembatan ini sudah, karena mau pulang tapi tidak cukup juga uang mau dibawah ke kampung,”ujarnya.
Lila mengungkapkan, ia menjual cetakan putu seharga 10.000, terkadang jika lagi ramai pembeli, hasil jualannya bisa mencapai Rp 50.000 sampai dan 100.000 per hari, bahkan terkadang juga ada orang yang memberikannya uang lebih bahkan makanan karena merasa ibah.
Dia melanjutkan, saat ini Lila telah memiliki empat orang anak dan seorang istri bernama Aminah, yang tinggal di kampung halaman. Dia tidak membawa istri dan anaknya karena, alasan belum memiliki tempat tinggal yang layak di Palu.
“Saya hanya menggantungkan rejeki dari menjual cetakan putu ini saja, kalau memang ada orang yang membantu saya bersyukur,” ucapnya. PPL 2