Menghapus Pelajaran Sejarah, Menghapus Memori Bangsa

Iin Dzulfaizah

PALU, MERCUSUAR – Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menempatkan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di SMA, bahkan menghilangkannya di SMK, menuai tanggapan dari beragam pihak, tidak terkecuali elemen mahasiswa. Salah satunya Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Palu, Iin Dzulfaizah, yang menyatakan tidak sependapat dengan rencana tersebut.         

Sebagaimana dilansir dari Kompas, rencana perubahan pendidikan sejarah di SMA/SMK tersebut, tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional, 25 Agustus 2020. Draf ini beredar di kalangan akademisi dan para guru. Sejak Februari 2020, tim Kemendikbud menyusun penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional.

Menurut Iin, sapaan akrabnya, rencana Kemendikbud ini akan menjadikan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, tidak lagi mengenal sejarahnya. Kata dia, jika diibaratkan, rencana ini akan membuat bangsa ini seperti manusia yang kehilangan memori, identitas dan kepribadiannya.

“Tentu kita tidak ingin generasi muda Indonesia menjadi amnesia sejarah, lupa bahkan tidak tahu darimana ia berasal, terkikis jati dirinya, serta gagal menjadi manusia yang berkarakter dan berbudaya,” ujarnya.

Menurut Iin, mata pelajaran sejarah adalah media yang paling ampuh untuk memperkuat jati diri dan karakter manusia. Sejarah kata dia, juga merupakan alat pemersatu bangsa, sedangkan guru sejarah adalah ujung tombak sekaligus benteng dari peradaban.

“Menghancurkan sebuah bangsa tidak harus melalui pertempuran fisik, melainkan hilangkan ingatan mereka akan sejarahnya. Jika ini terjadi, maka kehancuran tinggal menunggu waktunya,” lanjutnya.

Mahasiswa Jurusan SPI IAIN Palu angkatan 2017 ini juga menjelaskan, lewat mata pelajaran sejarah, memori kolektif kita sebagai sebuah bangsa dan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya, ditransformasikan melalui pembelajaran, serta keteladanan di ruang-ruang kelas.

“Mari kita selamatkan generasi muda kita dari amnesia sejarah. Mari kita selamatkan bangsa ini dari gerbang kehancuran. Sesungguhnya belajar dari sejarah adalah sebuah keharusan, bukan merupakan pilihan,” tegasnya.

Iin juga meminta agar pemerintah khususnya Kemendikbud, menempatkan mata pelajaran sejarah di struktur kurikulum dalam kelompok mata pelajaran dasar/umum, yang wajib diajarkan kepada seluruh anak bangsa di semua tingkatan kelas dan jenjang. JEF

Pos terkait