BIROBULI SELATAN, MERCUSUAR – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah (Suteng) bersama para organisasi lainnya di Kota Palu melaksanakan pertemuan untuk mengajak para ulama di Sulteng agar bisa berwawasan moderat.
Ulama yang moderat merupakan suatu sikap yang berusaha mengakomodir pandangan atau pendapat orang lain dan tidak bersikap terlalu memihak ke satu sisi atau cenderung netral. Sikap moderat cenderung lebih kompromistis dan dekat dengan toleransi. Sebab kita hidup ditengah tengah campuran berbagai suku dan agama. Makanya jangan sampai Anggota Majelis Ulama justru yang menjadi aktor yang membuat kegaduhan di masyarakat.
Sekretaris MUI Sulteng, Dr Sofyan Bahmid mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk upaya MUI Sulteng dengan berbagai perkara yang terjadi di Indonesia. “Kita tau saat ini banyak masalah kasus yang terjadi yang mengatas namakan Islam. Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan seluruh ulama bisa menjadi penengah dari segala penjuru yang memang terdapat banyak campuran ataupun perbedayaan antar umat beragama,” katanya, Jumat (20/11/2020).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Best Western Coco Hotel yang rencananya digelar selama tiga hari, mulai 20 – 22 November 2020. Kegiatan itu tidak hanya diikuti oleh seluruh pengurus MUI Sulteng tetapi juga berbagai ormas seperti Muhammadiyah, Aisyiyah, DDI, Alkhairaat, hingga NU.
Sementara itu, Wakil Sekjen MUI Pusat, Dr. KH. Najamuddin Ramli mengaku kegiatan ini sebagai wadah untuk para ulama dalam meningkatkan pengetahuan untuk bisa menjadi mudorat.
“Kegiatan ini diupayakan agar seluruh ulama bisa meminimalisir seluruh faham-faham radikal, sehingga nantinya setiap ulama dalam berdakwah bisa membawakan materi yang sejuk bagi seluruh umat. Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan seluruh ulama bisa lebih menyebar melalui dakwahnya kepada seluruh umat,”tutupnya. UTM