Nasdem Ajukan Permohonan Pencalonan Ariskan ke PKS

NASDEM

PALU, MERCUSUAR – Komunikasi politik menjadi cara bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dalam menjaring kandidat bakal calon (balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, September 2020 nanti.

Tidak ada tim penjaringan yang dibentuk khusus untuk hal ini. PKS menyandarkan penentuannya pada komunikasi dan survey.

Ketua DPC PKS Kota Palu, M Rizal menyebut, sejauh ini pihaknya telah membangun komunikasi politik rencana pencalonan bersama Hanura, Golkar, Demokrat, PKB.

“Kami tidak membuka pendaftaran melainkan komunikasi politik,” kata Rizal.

Rabu (19/2/2020), jagoan Partai NasDem, Aristan, dalam kompetisi ini juga ikut membangun komunikasi dengan PKS. Dirinya bersama sejumlah pengurus DPC, menyerahkan surat permohonan pencalonan yang diterima langsung M. Rizal.

Aristan menyebut, selain PKS, pihaknya juga telah mendaftar di beberapa parpol lainnya, seperti PDIP, Golkar dan PKB.

Permohonan Aristan ini menurut Rizal, akan dikomunikasikan lebih mendalam. Setelah itu barulah diusulkan ke DPP PKS melalui DPW. Mengenai keputusan kepada siapa nantinya PKS berkoalisi kata Rizal, tergantung dari hasil persentase dari beberapa indikator yang menjadi petimbangan.

“SK muncul berdasarkan persentase. Namun hasilnya tidak jauh dari apa yang diusulkan,” jelasnya.

Dia menyebut, surat keputusan (SK) dukungan PKS ini diupayakan secepatnya terbit. Namun pihaknya masih membuka pintu komunikasi ini bagi kandidat, siapapun itu, termasuk kandidat personal dari luar partai politik.

“Jika ada yang ingin koalisi, silahkan lakukan hal yang sama,” ujarnya.

Kendati begitu, PKS menurut dia juga punya kandidat internal yang digadang gadang ikut dalam kontestasi ini. Misalnya, Ketua DPW PKS Sulteng, Mahyudin, Akbar Zulfakar Sipanawa, dan termasuk dirinya.

“Semua berpeluang. Semisal saya yang kemudian ditetapkan untuk menjadi wakil, maka sebagai kader saya tidak bisa menolak,” jelasnya.

Sementara itu, Rusman Ramli menjelaskan, dalam proses komunikasi ini, PKS punya posisi yang cukup strategis untuk mendudukkan balon, dalam posisi wakil wali kota.

“Ya tawaran kita, ialah prioritas dari internal PKS yang bisa menjadi partner,” jelasnya.

Menurut Rusman Ramli, barometer yang menjadi sandaran hasil komunikasi politik jelang Pilkada, adalah hasil survey kandidat dan pemenuhan kursi koalisi, dalam mengusung pasangan balon wali kota dan wakil wali kota, termasuk komunikasi-komunikasi lainnya, yang bisa membuka peluang koailisi tersebut.

Akan tetapi, Rusman menegaskan, jika ada kandidat personal dari luar partai yang ternyata menunjukkan surveynya lebih tinggi dari kader internal, maka PKS kata dia, terbuka untuk situasi tersebut.

“Kita harus terbuka menerima itu,” paparnya.

Menanggapi kemungkinan jalinan koalisi dengan NasDem, Rusman menyebut hal itu sangat mungkin terjadi. Dari sisi prestasi, PKS dan NasDem di Kota Palu sama-sama moncer. Utamanya dalam mendongkrak perolehan suara pada Pileg tahun 2019.

“Nasdem sangat berprestasi. Hasil Pileg kemarin, NasDem naik jadi 4 kursi dari sebelumnya 2. Ini bukan prestasi yang biasa- biasa saja. Demikian juga PKS, dari 3 kursi menjadi empat. Artinya kalau berkoalisi, maka kami sudah punya 8 kursi DPRD Palu,” jelas Rusman. RES

Pos terkait