PALU, MERCUSUAR – Pasca tsunami yang menghantam pesisir Pantai Talise 28 September 2018 Silam, yang meluluhlantahkan semua tempat usaha milik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjadi sumber mata pencaharian, kini mulai bangkit kembali memperbaiki roda perekonomian dari awal.
Dengan memanfaatkan lahan kosong untuk sementara waktu, yang berada di Jalan Jabal Nur Nomor 1 tepatnya di Hutan Kota Palu, salah satu PKL Risman (42) dipercayakan oleh pihak daerah setempat untuk mengkordinir seluruh aktivitas PKL di tempat itu.
“Alhamdulillah, pascabencana ini saya sendiri dipercayakan langsung dari Kelurahan untuk mengkordinir seluruh aktivitas PKL yang melakukan jual beli disini,” ujarnya. Selasa, (19/03/2019).
Sebanyak 40 PKL terdata telah berjualan sejak awal Februari lalu, ia menjelaskan tidak ada pemungutan biaya atau pajak bagi para PKL saat ini, cukup dengan menjaga kebersihan, ketertiban dan kekeluargaan.
Sedangkan omset pendapatan yang diperoleh pasca gempa sangat berbanding jauh dari sebelumnya, “Setelah pindah ke tempat ini, pendapatan yang saya dapatkan tiap harinya mencapai Rp 300.000 tidak sama seperti saat di Pantai Talise lalu yang hanya mencapai Rp 100.000, dan bahkan pada saat malam minggu mencapai Rp 1.000.000.” tambahnya.
Perbedaan omset tersebut disebabkan karna tempat yang baru sangat menarik minat para penggunjung. Pemandangan tiga dimensi yang tercipta membuat hati tetap ingin berlama-lama menikmati keindahan tersebut.
Para PKL berharap pemerintah tetap mengizinkan untuk berjualan di tempat itu karna sangat strategis bagi para pedagang meskipun
ada sebagian PKL yang akan direlokasikan dari walikota, selagi masih dapat mempertahankan pedagang khususnya PKL dari pesisir Pantai Talise. MG3/MG4