Nyoman Ingatkan Pentingnya Pengawasan Prokes PTM

PTM-8a66d8b5

PALU, MERCUSUAR – Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, I Nyoman Slamet, mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap protokol kesehatan (prokes) COVID-19, selama pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.

Nyoman mengingatkan seluruh instansi pendidikan, agar berhati-hati dalam menggelar PTM.

“Pada prinsipnya kami setuju PTM terbatas, dengan pemberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Sekolah atau satuan pendidikan harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan yang benar, karena siswa belum semuanya menerima vaksin, baik tahap satu maupun dua,” kata politisi PDIP itu, Jumat (22/10/2021).

Nyoman berharap pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, melakukan pengawasan penerapan prokes selama PTM berjalan.

“Sekolah benar-benar bisa menyiapkan fasilitas kesehatan, untuk menunjang protokol kesehatan. Terkait dengan itu, pemerintah perlu memerhatikan kemampuan sekolah dan dapat membantu kekurangan. Jika anggaran kurang, perlu didorong keterlibatan pihak ketiga membantu sekolah, untuk penyediaan segala hal yang berkaitan dengan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Beberapa fasilitas yang harus ada di sekolah selama PTM lanjut Nyoman, seperti sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengukur suhu badan, dan masker cadangan untuk siswa dan guru.

Nyoman menegaskan, protokol kesehatan menjadi kunci dalam mencegah penyebaran COVID-19.

“Jangan sampai pengawasan tidak berjalan, kita lengah dan anak didik kita terkena dampak penularan COVID-19,” katanya.

Selain pengawasan protokol kesehatan, Nyoman juga menyarankan sekolah, untuk terus berkomunikasi dengan orang tua siswa.

“Komunikasi juga penting, utamanya mengabarkan perkembangan pembelajaramn saat PTM. Sekolah juga harus membuat edaran persetujuan orang tua dan prosedur tetap PTM, yang dijadikan pedoman bersama,” ujar Nyoman.

Tidak kalah penting lanjut Nyoman, selain PTM, sekolah juga tetap memberikan layanan pendidikan jarak jauh (PJJ), bagi siswa yang belajar dari rumah dengan beragam alasan.

“Masih ada siswa yang belajar dari rumah, sekolah hendaknya memberikan layanan pendidikan melalui daring atau online, sehingga siswa yang bersangkutan tidak ketinggalan mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah melalui PTM. Jadi modelnya hybrid, yang tidak PTM bisa PJJ,” sarannya.

“Semoga proses PTM ini menjadi sesuatu yang baik dan memberikan pelajaran yang baik bagi kita, agar pembelajaran seperti sediakala bisa berjalan dengan baik dan siswa dapat menerima pengetahuan sesuai yang kita harapkan,” pungkas Nyoman. MS

Pos terkait