BIROBULI SELATAN, MERCUSUAR – Komisi KomSos Keuskupan Manado, Pastor Steven Lalu Pr, mengajak orang-orang muda Katolik di Palu, untuk bangkit dari bencana yang telah terjadi. Hal itu disampaikan oleh Pastor, di hadapan ratusan Orang Muda Katolik (OMK) Palu, Kamis (14/2/2019), saat mengikuti Malam Nosarara OMK Palu, dengan tema Cinta Adalah Pengorbanaan, yang dilaksanakan di Gereja Santa Maria Palu.
Pastor Steven menegaskan, kejadian pada tanggal 28 September 2018 lalu, jangan sampai dilupakan, sebab hal itu merupakan sejarah untuk kedepannya. Pastor mengajak para anak muda ini untuk merenungi kembali, apa yang telah terjadi pada waktu itu.
“Mari kita merenungi kembali, apa yang telah terjadi pada tanggal 28 September itu. Bencana merupakan sejarah untuk kita kedepannya, dan dengan sejarah itulah, kita harus bangkit kembali untuk membangun Kota Palu yang kita cintai ini,” ujarnya.
Maka dari itu lanjut Pastor, cara orang muda membangkitkan Kota Palu yakni, komitmen dan percaya kepada kemampuan diri sendiri.
“Banyak orang bersatu untuk membantu kita, dan ini adalah ajaib supaya kita juga bisa bersatu,” ujarnya.
Masih menurut Pastor Steven, sangat memprihatinkan jika banyak orang di luar sana bersatu membantu kita, sementara kita di sini tidak bersatu untuk saling bantu. Sehingga kata dia, komitmen mencintai itu adalah berbagi, maka mereka diajak untuk bangkit kembali dari apa yang telah terjadi.
Dalam acara tersebut juga, turut hadir perwakilan Caritas Internasional, Caritas Indonesia, Caritas Keuskupan Manado. Turut hadir juga pegiat sejarah dan pemerhati kebencanaan, Jefrianto, yang memaparkan narasi tentang mitigasi bencana dan kearifan lokal di Kota Palu di masa lalu.
Jefrianto yang sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di Harian Mercusuar tersebut, dalam pemaparannya menjelaskan arti dari nama Balaroa, Petobo Jono Oge, serta tempat-tempat lain yang ada di Kota Palu, juga kearifan lokal masyarakat di Lembah Palu, dalam menghadapi bencana. JEF