TALISE, MERCUSUAR – Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sulteng dr. Muslimah L Gadi M.Si menjelaskan orientasi seksual adalah ketertarikan seseorang secara fisik dan emosional pada orang lain dengan jenis kelamin biologis tertentu. Bila ketertarikan pada jenis kelamin berbeda disebut heteroseksual. Bila ketertarikan sesama jenis disebut homoseksual, dan ketertarikan pada jenis kelamin campuran disebut biseksual.
Lebih jauh Muslimah menjelaskan, yang berkaitan dengan orientasi seksual adalah sebagai berikut; identitas gender yaitu pengakuan diri seseorang pada gender tertentu, apakah laki-laki, perempuan atau transgender. Kemudian Seks/Jenis Kelamin yakni mengacu pada keadaan biologis berupa laki-laki, perempuan atau inter seks, ini dikenal dengan jenis kelamin serta ekspresi gender adalah penampilan, perilaku dan sikap seseorang dalam kehidupan keseharian, terdiri dari : maskulin, androgynous dan feminime
Dia mengatakan, sementara pengertian GWL ( gay, waria dan lelaki seks lelaki) sebagai berikut, gay adalah seseorang yang berorentasi seksual pada sesama jenis yang secara fisik biologis tidak serta merta berprilaku seks anal, tapi berpotensi melakukan seks anal. Sedangkan, Waria secara fisik biologis adalah lelaki yang mengidentifikasi dirinya dan berprilaku sebagai perempuan berpotensi melakukan seks anal. Dan LSL (lelaki sex lelaki) adalah orientasi sex hanya pada sesama jenis, dan melakukan secara anal seks. Keadaan ini terjadi bila lelaki yang lingkungan hidupnya hanya sesama lelaki untuk jangka waktu yang lama, contohnya (lingkungan penjara, asrama, pekerja di laut atau dimedan perang).
Hubungannya dengan HIV-AIDS, kata Muslimah, mereka yang berprilaku sex anal ini mempunyai resiko terhadap infeksi IMS dan HIV menjadi sangat tinggi bila tidak menggunakan kondom. Kenapa? oleh karena Virus HIV hidup dalam cairan sperma dan dalam darah. Jadi, lanjutnya bila ada lecet disekitar anus saat melakukan hubungan sex berarti terjadi pendarahaan dimana bila salah satu pasangannya mengidap HIV maka dengan mudah tertular HIV.
“Karena itu, ayo lakukanlah tes HIV sedini mungkin untuk mengetahui statusnya, agar secepatnya di terapi ARV (Anti Retroviral) bila positif HIV,” jelasnya. AMR/*