Palu Berbenah Pasca Bencana

1

Kota Palu, ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasioal di Propinsi Sulawesi Tengah, dalam memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 tahun, tidak ada kata lain selain terus membangkit optimisme, dengan slogan “Palu Kuat, Palu Bangkit”,  setelah hampir setahun lalu, tepatnya 28 september 2018, terkena lima bencana alam sekaligus, yaitu gempa bumi, liquifaksi (nalodo), tsunami, penurunan muka tanah (down lift) dan longsor.

Kota palu secara geografis memiliki luasan 395,06 km2 dan jumlah penduduk 385.619 jiwa (BPS, 2018), pelaksanaan pembangunannya secara konsisten mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi 8,71 persen, dengan income perkapita Rp.11.252.679, raihan outcome pembangunan berupa peningkatan nilai indeks pembangunan manusia yang terkategori tinggi pada angka 80,91, dan penurunan kemiskinan yang konsisten hingga diangka 6,58 persen (2018), pencapaian itu terendah di seluruh Propinsi Sulawesi Tengah.

Kejadian bencana alam, 28 september 2018, menyebabkan korban meninggal sebanyak 2.613 jiwa,korban hilang 569 jiwadan total 3.182 jiwa,  dan rumah rusak sebanyak 55.569 rumah, terdiri dari rusak berat sejumlah 11.643 buah, rusak sedang sebanyak 16.050, rusak ringan sejumlah 21.354, adapun rumah hilang sebanyak 6.522 buah.  

Jumlah penduduk yang mengungsi sebanyak 40.137 jiwa, 10.720 kepala keluarga yang tersebar di 108 shakter pada 42 kelurahan.  Saat ini masih ada 23.210 atau 6162 masyarakat Kota Palu yang hidup dan mengungsi di shalter.

Bencana tersebut menyebabkan kerusakan, yang jika di hitung secara matematis, maka keluar taksiran sebesar Rp. 5.918.517.464.704, dengan nilai kerugian Rp. 1.063.556.164.773, sedangkan untuk membangun kembali agar Kota Palu agar lebih baik lagi, maka dibutuhkan pembiayaan sebesar Rp. 18.931.297.334.252.

Wali Kota Palu Hidayat menjelaskan bahwa dalam kurun waktu satu tahun pascabencana ini sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palu dalam penanggulangan bencana baik dari masa tanggap darurat hingga kini yang sudah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi.

Wali kota mengatakan salah satu upaya cepat yang dilakukan oleh Pemerintah kota Palu dalam masa tanggap darurat bencana yaitu memperbaiki seluruh jalan yang rusak setelah 14 hari pascabencana, walaupun kebijakan itu sangat beresiko besar.

“Alhamdulillah dengan kemampuan dana APBD kita, seluruh jalan yang rusak sudah kita perbaiki demi kelancaran akses transportasi terutama pendistribusian logistik bagi masyarakat,” ungkap Wali kota.

 

Selain itu, katanya kebijakan lain yang juga diambil oleh Pemerintah kota Palu adalah menanggung kebutuhan makanan bagi para pengungsi selama 6 bulan sejak bulan Oktober 2018 hingga bulan Maret 2019.

“Kurang lebih hampir Rp. 50 Miliyar yang kita gelontorkan untuk menanggung itu semua. Memang banyak bantuan yang datang, tapi tidak semua masuk ke Pemerintah kota Palu, makanya kita tanggung makanan mereka,” lanjutnya.

Pemerintah Kota Palu terus berupaya keras, untuk dapat memerankan fungsi yang seharusnya negara berikan sesuai regulasi yang ada, yaitu menciptaan rasa aman, dan pemerataan pemenuhan hajat hidup dari para korban bencana di kota palu secara berkeadilan dan taat asas.

 Saat ini sudah dibayarkan santunan duka tahap 1 kepada 1.383 jiwa, kepada para ahli waris, dan diusulkan lagi sebanyak 1.798 untuk pembayaran tahap II.

Saat ini juga telah berproses pembayaran dana stimulant tahap 1 untuk perbaian rumah yang terkategori rusak berat sebanyak 1.594 buah, yang dikelola melalui pengelolaan kelompok masyarakat yang akan dilaksanakan pembangunannya dengan menggunakan cara gotong royong dan bantuan Huntura.   

Dalam masa tanggap darurat, sumber pembiayaan berasal dari belanja tidak terduga yang bersumber dari APBD sebanyak  Rp.1.576.676.728, dari dana saip pakai bersumber dari BNPB sebanyak Rp.250.000.000, dan sumbangan pihak ketiga sebanyak Rp. 3.200.000.000. 

keseluruhan dana tersebut digunakan untuk pemebiayan perbaikan jalan, jembtan, listrik, untuk korban luka, pembuatan air minum, MCK dan sanitasi , serta makanan dan logistic bagi 41.666 jiwa pengugsi di 146 shakter, pada saat masa tanggap darurat.

Pada masa tanggap darurat terebut, pemerintah Kota Palu melalui dana APBD, mengelontorkan dana Rp. 36.129.448.800 untuk pengadaan logistic bagi pengungsi, seperti untuk pembelian beras, telur, ikan kaleng, sayur mayur, minyak goreng, ikan asin dan gula pasir.

Adapun pada masa transisi darurat ke pemulihan, dana yang digunakan yaitu bersumber dari dana siap pakai sebayak Rp. 500.000.000, dari dana APBD kota palu sebayak Rp. 60.933.637.012 (2019), dan sumbangan pihak ketiga sebesar Rp. 5.730.000.000.

Agar pelaksanaan penangulangan bencana dapat berjalan secara baik dan terarah serta memastikan janga samai terjadi exclusion error, yaitu ketidak tepatan dalam penyaluran bantuan maka pemerintah kota palu, terus berupaya memastikan tersedianya data secara akurat dan reliable, dengan menjadikan website Bappeda sebagai media penyampai informasi tentang para korban diawal masa transisi, serta memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar berupa air minum, sanitasi dan pengolahan sampah terpadu dipengungsian, dapat terkelola secara baik, jangan sampai malah menjadi masalah baru jika tidak tertangani.

Dalam proses pelaksanaanya,lanjut Hidayat setiap pelaksanaan pembangunan, berpedoman pada dokumen rehap dan rekon yang telah disusun secara partisipatoris dengan melibatkan banyak elemen masyarakat, dan terpublikasi menggunakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik, sehinga harpannya pelaksanaan penangulangan bencana di Kota Palu dapat lebih fokus dan terah serta memastikan pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah baru dimasa mendatang.

APBD KOTA PALU
PENGADAAN LOGISTIK PENGUNGSI
1. BULAN OKTOBER S.D DESEMBER      Rp. 36.129.448.800 (42.666 JIWA)
2. BULAN JANUARI S.D MARET
Rp. 25.334.954.000 (40.738 JIWA)

  • BERAS
  • TELUR
  • IKAN KALENG
  • SAYUR-MAYUR
  • MINYAK GORENG
  • IKAN ASIN
  • GULA PASIR

Pekerjaan masa tanggap darurat

rehabilitasi jalan dalam Kota Palu wilayah barat dan timur (APBD Kota Palu sebesar Rp.15 Milyar)

Dana Stimulan Untuk Perbaikan Rumah Rusak

Rusak berat (Tahap I)

1.594 Unit

Alokasi Tahap I

82,15 Milyar

Realisasi

43 Milyar

 

Santunan Duka

Korban Meninggal (Tahap I)

1.382 Orang

Santunan per orang

15 Juta

Realisasi

20,73 Milyar

 

Jaminan Hidup (Jadup)

Total pengungsi

40.137 Jiwa

Pengungsi (Siap Salur)

26.855 Jiwa

Jaminan Hidup/Jiwa

Rp.600.000,-

Siap disalurkan

16,11 Milyar

 

HUNIAN SEMENTARA

(KEMENTERIAN PUPR DAN NGO)

Jumlah Titik Huntara

51 Lokasi

Bilik/Kamar

5.208 Bilik

Jumlah Penghuni

7.325 KK

Kekurangan  Huntara

2.117 Bilik

 

HUNIAN TETAP 

Kebutuhan Huntap

6.504 Unit

Huntap Terbangun :

–     Budha Tzu Chi

–     Assosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi)

–     AHA Center (Filipina dan Brunei D)

–     Mayapada Group

–     Pemerintah Kota Palu

1.500 Unit

11 Unit

75 Unit

100 Unit

127 Unit

Total

1.813 Unit

Kekurangan Huntap

4.691 Unit

Pembangunan hunian tetap sebanyak 1.500 unit (23,06 %) beserta fasilitas umum dan fasilitas sosial oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dari 6.504 Kebutuhan hunian tetap

saat ini telah terbangun 200 unit Hunian tetap dari 1.500 unit yang direncanakan di lokasi Kelurahan Tondo untuk tahap I

Saat ini masih dalam proses perencanaan pembangunan dari 500 unit yang direncanakan di lokasi Kelurahan Duyu.

Sector pendidikan

 

FASILITAS PENDIDIKAN

TINGKAT KERUSAKAN

TOTAL

PERBAIKAN

 

TELAH

BELUM

 

BERAT

SEDANG

 

TK/RA

22

29

51

2

49

 

SD/MIN

31

23

54

54

0

 

SMP/MTS

11

10

21

9

12

 

 

Sector Kesehatan

FASILITAS KESEHATAN

TINGKAT KERUSAKAN

PERBAIKAN

BERAT

SEDANG

RINGAN

TELAH

BELUM

RUMAH SAKIT

2

2

10

10

4

PUSKESMAS

3

3

7

6

7

PUSKESMAS PEMBANTU

12

4

13

9

20

POSKESDES

10

1

12

1

22

POLINDES

1

0

0

0

1

 

 

Sector ekonomi

30 Kelompok Usaha Bagi Masyarakat Terdampak Bencana

Rp. 1.795.000.000

 

56 Unit Perahu Tahun 2018

Rp. 476.000.000

250 Unit Perahu Tahun 2019

Rp.  2.125.000.000

50 Unit Mesin Tempel Tahun 2018 Rp. 375.000.000

ALOKASI ANGGARAN MASA TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN BENCANA KOTA PALU  APBD KOTA PALU

Meja belajar lipat Rp.300.000.000

Pakaian seragam sekolah

Rp.310.000.000,-

Logistik Pengungsi

Rp.24.752.965.867 (2018)

Rp.25.334.954.000 (2019

Rehabilitasi jalan

Rp.7.500.000.000 (2018)

Akses Penghubung Huntap

Rp.100 M (2019

Pembuatan Penahan  Longsor Pekuburan Massal TPU Poboya

Rp.75.000.000

Penanganan Kesehatan

Rp.1.056.408.000

Pembangunan MCK

Rp.1.400.000.000,-

Penerangan jalan dan jaringan listrik shelter pengungsi

Rp.3.225.000.000

Penyediaan kayu dan Flooring shelter pengungsi

Rp.692.500.000

Penyediaan air bersih

Rp.1.500.000.000,-

Pos terkait