PALU, MERCUSUAR – Pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi, Ketua Tim Sampoerna Strategic Peduli Palu dan Donggala, Djoko Yosef, menyerahkan secara simbolis bantuan Hunian Sementara (Huntara) kepada Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tengah (Sulteng), Mohammad Hidayat Lamakarate, untuk diteruskan ke Pemerintah Kelurahan Kabonena, Kota Palu. Serah terima hunian yang dinamai Huntara Sahabat itu, dilakukan sederhana di ruang kerja Sekdaprov Hidayat Lamakarate, pada Rabu (15/5/2019).
Djoko Yosef menyampaikan, pihaknya menaruh kepedulian atas musibah yang dialami saudara-saudara sebangsa setanah air di Palu dan sekitarnya, akhir September 2018 lalu.
“Sebagai warga negara yang baik, tentu ingin membantu kepada sesama,” terang Djoko.
Turut bersama Djoko, Sales Distribution Head Bank Sampoerna Indonesia Timur, Harry Kwenre yang bertestimoni, saat ikut membawa logistik bantuan ke Palu, pada H+2 bencana dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Akses darat ke Palu seingatnya saat itu, adalah satu-satunya pilihan yang berhasil ia tembus, beserta rombongan dari arah Pasangkayu, Sulawesi Barat. Kondisi pun sangat rawan dan rombongan pembawa logistik, mesti dikawal polisi, karena banyaknya penghadangan di beberapa titik.
Dengan kondisi Palu yang sekarang, Ia merasa takjub, seakan tak percaya kalau Palu bisa secepat itu bangkit, sebab Ia baru datang lagi ke Palu setelah delapan bulan.
“Recovery cukup bagus, sangat beda dari sebelumnya,” ujarnya.
Sekdaprov Hidayat menanggapi, Palu sebenarnya telah lama pulih, bahkan tidak sampai delapan bulan lamanya.
“Kalau bapak lebih cepat datangnya, sebenarnya dari sejak lima bulan pascabencana, Palu sudah bangkit karena masyarakat yang benar-benar mau bangkit,” ungkapnya.
Ia menuturkan, hal itu dimungkinkan, berkat kepedulian dan partisipasi dari semua kalangan yang teramat besar, yang menginginkan Kota Palu bisa kembali normal seperti sediakala.
Huntara sahabat terdiri tiga unit yang bisa ditempati 36 kepala keluarga serta dilengkapi dengan sarana air bersih, mandi cuci kakus dan listrik.
Pembangunan Huntara yang dikerjasamakan dengan kontraktor REI, diakui manajemen lewat Mohammad Ridwan Nongtji selaku perwakilan Sampoerna Palu agak terlambat karena sulitnya bahan baku pascabencana yang membuat pembangunan baru dimulakan tengah Desember 2018.
Selanjutnya, jika warga yang menempati huntara telah pindah ke huntap, huntara sahabat diharap manajemen dapat dialih fungsi menjadi pondok pesantren
Sebab lokasi kebetulan berdekatan dengan pondok pesantren di Kelurahan Kabonena.
“Untuk pertimbangan jangka panjang setelah bencana bisa dijadikan pesantren,” katanya saat pemaparan profil Huntara. BOB