LOLU SELATAN, MERCUSUAR – Pihak Palang Merah Indonesia (PMI) Sulteng menyebutkan, selama pandemi Covid-19, PMI mengalami kekurangan stok darah. Hal itu dikarenakan masyarakat merasa kuatir terhadap penyebaran Covid-19.
Demikian dikatakan, Direktur Unit Transfusi Darah, Abdullah, Rabu (16/9/2020), saat ditemui di ruang kerjanya, Dia mengatakan, penurunan minat masyarakat untuk mendonorkan darah, salah satunya disebabkan karena masyarakat yang takut atau kuatir tertular virus ketika mendonorkan darahnya.
Dia menjelaskan, selama pandemi jumlah stok darah di PMI hanya berkisar sampai 1000 kantong per bulan, sementara sebelum Covid-19, jumlah darah bisa mencapai 1.500 kantong per bulan. Bahkan, kata dia setiap harinya PMI tetap mempertahankan 100 kantong darah untuk persiapan 2-3 hari.
Padahal, kata Abdullah, PMI sangat ketat dalam penerapan protokol kesehatan, saat melakukan prosedur donor darah. “Jadi masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir untuk mendonor darah. Saya sangat ketat untuk menjaga protokol kesehatan, jika ada masyarakat yang datang ke PMI harus menaati protokol kesehatan, kalau melanggar tidak bisa masuk,” kata Dia.
Menurutnya, pentingnya kerja sama antara pemerintah, PMI, serta masyarakat, karena kebutuhan darah adalah kebutuhan semua orang yang dapat direalisasikan jika masyarakat mau menjadi bagian dari pendonor.
Banyak hal yang dilakukan PMI untuk mengajak masyarakat mendonor darah di tengah pandemi Covid-19, termasuk melakukan sosialisasi serta menjemput bola, dengan mengirimkan petugas donor ke masjid-masjid dan di Lapangan Vatulemo setiap Sabtu dan Minggu.
“Darah ini tanggung jawab masyarakat dan pemerintah, karena kalau membuat obat jika masyarakat tidak berpartispasi itu tidak masalah, tetapi kalau darah jika tidak ada orang yang mau peduli maka meninggallah orang yang membutuhkan darah, jadi darah ini tanggung jawab bersama,” jelas Abdullah. MG2