PANTOLOAN, MERCUSUAR – Penglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka, Mayjen TNI Tiopan Aritonang memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 711/Raksatama Brigif 22/Ota Manasa, atas keberhasilan telah melaksanakan tugas negara dalam Satgas Ops Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) di Maluku.
“Saya ingatkan, kehormatan sudah ditangan kalian, jaga! Kalian bisa dapatkan pucuk senjata tanpa keluarkan satu amunisi pun dari laras kalian, itu menunjukan bahwa kalian mampu berkomunikasi sosial dengan masyarakat. Dimana pun kalian berada jaga kehormatan Yonif 711/Raksatama,” tegas Pangdam, saat memberikan arahan kepada ratusan prajurit TNI, usai upacara purna tugas Satgas Ops Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) di Maluku, di Pelabuhan Pantoloan, Senin (10/6/2019).
Pangdam menegaskan, dirinya sering menyampaikan kepada seluruh prajurit TNI bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia dan tidak keberhasilan tanpa pengorbanan. Dia mengingatkan, kebanggan tidak dapat dibeli dengan uang, dan tidak didapat dengan proses yang singkat melainkan menuntut pengorbanan.
“Kalian semua telah membuat Kodam XIII/Merdeka memiliki kebanggan, terima kasih,” ucapnya yang disambut riuh tepuk tangan para prajurit.
Sementara, Danyon 711/Raksatama, Letkol Inf Fanny Pantouw menambahkan, operasi teritorial itu dilaksanakan selama 10 bulan di wilayah Maluku, yang memang diketahui daerah bekas konflik. Namun dalam pelaksanaan operasi itu, kata Danyon, pihaknya mengedepankan kekelurargaan dan keagamaan, dia mencontohkan, jika suatu daerah yang dianut mayoritas Islam, prajurit menampilkan marawis, sementara di daerah yang mayoritas Kristen, pihaknya menampilkan vocal grup dan sebagainya.
“Dan kita membangun hubungan secara kekeluargaan dari hati ke hati, sehingga prajurit yang bertugas bisa memberikan kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Dan dari segala upaya dalam membina hubungan emosional yang baik itu, maka satgas Ops Pamrahwan, dapat mengumpulkan sekira 300 pucuk senjata terdiri dari senjata laras panjang, laras pendek dan rakitan, ribuan amunisi serta beberapa bahan peledak yang digunakan masyarakat, saat terlibat konflik pada masa lalu.
“Senjata dan amunisi itu diserahkan masyarakat secara sukarela, berkat hubungan kekeluargaan yang kita bina secara baik selama melaksanakan tugas di wilayah tersebut,”ujar Danyon.
Selain itu, kata Danyon, selama bertugas pihaknya masih menemukan terjadinya konflik-konflik antar kampung, namun dalam skala kecil atau bisa digolongkan dalam kenakalan remaja, yang dipicu miras dan sebagainya, dan hal itu dapat diatasi dengan baik oleh personel Satgas Ops Pamrahwan.
Ops Satgas Pamrahwan di Maluku, melibatkan 500 prajurit Yonif 711/Raksatama yang dimulai sejak Juli 2018 hingga Juni 2019, dan akhirnya dapat menyelesaikan tugas dan kembali ke Palu menggunakan KRI Teluk Bintuni 502. AMR