Panglima TNI-Kapolri Hadiri Haul Guru Tua

PALU, MERCUSUAR – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian tiba di Palu, Jumat (29/6) petang dengan menggunakan pesawat milik TNI-AU. Hadi dan Tito ke Palu untuk menghadiri peringatan wafat (haul) ke-50 Habib Idrus bin Salim Aljufri.

Di bandara, Panglima TNI dan Kapolri disambut Pangdam Merdeka, Mayjen TNI Madsuni dan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola. Di barisan penjemputan juga tampak mantan Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufahriadi yang kini Dankor Brimob.

Dari bandara keduanya langsung ke Swiss-Belhotel. Malam harinya, petinggi TNI dan Polri itu bersantap di EN Resto di Jalan Thamrin.

Habib Idrus bin Salim Aljufri yang lebih dikenal dengan nama Guru Tua adalah pendiri Alkhairaat, sebuah ormas Islam terbesar di Indonesia Timur, yang haul emasnya pada 2018 ini akan diperingati ribuan warga Alkhairaat pada hari ini, Sabtu (30/6).
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Herry Murwono menjelaskan, kedua pucuk pimpinan di lingkungan TNI dan Polri tersebut, pagi ini, mulai pukul 08.00 Wita, menghadiri rangkaian peringatan haul di komplex PB Alkhairaat Jalan Sis Aldjufri yang telah ditetapkan Pemkot Palu sebagai kawasan wisata religi itu.

“Tidak ada jadwal lain untuk bapak Panglima dan Kapolri selain menghadiri peringatan Haul ke-50 Guru Tua, pendiri Alkhairaat tersebut,” ujar Herry.
Setelah rangkaian acara haul, Panglima TNI dan Kapolri akan menunaikan salat bersama PB Alkhairaat di masjid Alkhairaat sebelum meninggalkan Kota Palu untuk kembali ke Jakarta.
Dari PB. Alkhairaat diperoleh keterangan bahwa Panglima TNI dan Kapolri dijadwalkan memberikan sambutan pada acara haul tersebut yang akan dihadiri ribuan orang itu.
Sementara itu, di lokasi puncak peringatan haul Guru Tua, puluhan anggota TNI dan Polri membantu jajaran PB ALkhairaat untuk menyiapkan tempat penyelenggaraan acara.
Dalam rangkaian haul emas kali ini, digelar Festival Raudhah yang meliputi pameran kuliner, kerajinan khas Kota Palu, serta berbagai lomba kesenian bernuansa religi yang dibuka Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said.

Guru Tua

Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua lahir di Taris, HadramautYaman15 Maret 1892 – meninggal di Palu22 Desember 1969 pada umur 77 tahun).

Ia merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam. Sepanjang hidupnya, ulama yang akrab disapa Guru Tua ini dikenal sebagai sosok yang cinta ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu itu juga ia tularkan kepada orang lain.

Salah satu wujud cintanya pada ilmu adalah didirikannya lembaga pendidikan Islam Alkhairaat sebagai sumbangsih nyata Guru Tua kepada agama islam. Alkhairaat dirikan di Palu kala usia Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri menginjak 41 tahun.

SIS Al Jufri dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat, dan terus berkembang di kawasan timur Indonesia. Pada tahun 2014 nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri juga diabadikan sebagai nama baru bandara Kota Palu.

Sebelumnya bandara kebanggaan Kota Palu bernama Bandara Mutiara atas pemberian dari presiden Soekarno. Saat pertama kali dioperasikan 1954 dengan nama Bandara Masovu. Namun kemudian berganti nama sejak 28 Februari 2014 setelah Menteri Perhubungan Evert Ernest Mangindaan membubuhkan tanda tangan di surat keputusan perubahan nama Bandara Mutiara.

Perubahan nama bandara itu juga untuk menghargai jasa serta perjuangan Sayyid Idrus bin Salim Aljufri dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan timur Indonesia. Disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, dan pejabat Kementerian Perhubungan RI, para bupati/wali kota se-Sulawesi Tengah dan keluarga besar Alkhairaat meresmikan operasional serta mengukuhkan perubahan nama dari Bandara Mutiara Palu menjadi Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu.MAN/ANT

Pos terkait