NUNU, MERCUSUAR – Sebuah dinding panjat setinggi lima meter kini berdiri tegak di bawah Jembatan Lalove, Kelurahan Nunu, Kota Palu. Wahana baru ini menjadi daya tarik masyarakat, bahkan aktivitas warga di area tersebut berlangsung hingga pukul 21.00 WITA setiap harinya.
Fadli, pembina Kelompok Pecinta Alam (KPA) Peace, yang diberi kepercayaan oleh Pemerintah Kota Palu untuk menjaga dan mengelola wahana ini menjelaskan, awalnya dinding panjat tersebut berada di kawasan Hutan Kota.
Namun, pada awal Juli 2025, dinding panjat tersebut dipindahkan ke bawah Jembatan Lalove, sekaligus menjadi lokasi lomba panjat tebing tingkat Kota Palu. Sejak saat itu, eks arena lomba dimanfaatkan sebagai fasilitas olahraga yang bisa diakses masyarakat umum.
“Alhamdulillah, dengan adanya wahana ini, kawasan sekitar Jembatan Lalove menjadi lebih ramai. Warga yang memiliki hobi panjat tebing kini punya tempat untuk menyalurkannya,” ungkap Fadli, yang akrab disapa Aling.
Fasilitas yang tersedia tidak hanya dinding panjat khusus lead, tetapi juga beberapa dinding boulder yang banyak diminati anak-anak serta atlet muda kategori junior. Selain itu, terdapat juga wahana flying fox khusus anak-anak, menjadikan area ini ramah bagi berbagai usia.
Aling menambahkan, kehadiran wahana ini membuka ruang bagi munculnya bibit-bibit atlet panjat tebing baru dari Kota Palu. Ia bersyukur karena impian para pecinta panjat tebing yang telah lama diidamkan, akhirnya bisa terwujud.
Sementara itu, Lita, salah satu warga dari Kabupaten Poso, mengaku sengaja datang ke Palu bersama dua anaknya untuk mencoba wahana ini.
“Saya sengaja bawa anak-anak ke sini karena mereka sedang persiapan mengikuti lomba panjat tebing di Manado,” ujar Lita.
Ia juga menyampaikan rasa senangnya karena tempat ini tidak hanya menjadi sarana latihan, tetapi juga bisa menjadi tempat belajar mengenal lebih jauh tentang olahraga panjat tebing. MBH
