Pasca Bentrok Mahasiswa, Untad Beri Klarifikasi dan Pastikan Situasi Kampus Kondusif

Dr. Ir. Sagaf Djalalembah, M.P.

PALU, MERCUSUAR — Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Tadulako (Untad), Dr. Ir. Sagaf Djalalembah, M.P, memberikan klarifikasi terkait bentrokan antar mahasiswa yang terjadi di area kampus pada Selasa (11/11/2025).

Menurut Dr. Sagaf, insiden tersebut berawal dari perselisihan antar mahasiswa beberapa fakultas, di antaranya Fakultas Kehutanan, PJKR, dan FISIP. Konflik yang sebelumnya sempat diredam melalui mediasi, kembali memanas setelah terjadi aksi pembakaran di depan sekretariat salah satu lembaga kemahasiswaan. Ketegangan pun meningkat dan meluas melalui media sosial, termasuk antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian.

“Beberapa hari terakhir kami berupaya melakukan mediasi dengan pimpinan fakultas. Alhamdulillah, konflik antara Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian sudah mencapai kesepakatan damai. Sementara penyelesaian antara FISIP dan Kehutanan masih berproses menunggu tindak lanjut fakultas masing-masing,” jelas Dr. Sagaf.

Menanggapi beredarnya narasi di media sosial tentang dugaan tindakan represif dan militerisme di kampus, Dr. Sagaf menegaskan, informasi tersebut tidak benar. Ia menjelaskan, kehadiran aparat kepolisian di lingkungan Untad dilakukan melalui prosedur resmi dan bersifat koordinatif, bukan represif.

“Pengamanan dilakukan untuk memastikan tidak ada pergerakan massa antar fakultas dan mencegah benturan fisik. Pengawasan berlangsung dari pukul 16.00 hingga 21.00 WITA, dipimpin oleh pihak fakultas, dibantu satuan keamanan kampus, dan diback-up aparat kepolisian. Bukan sebaliknya,” terangnya.

Ia menambahkan, keterlibatan aparat keamanan merupakan bentuk dukungan pengamanan sesuai tugas kepolisian dalam menjaga fasilitas negara, bukan upaya intimidasi terhadap mahasiswa.

“Kesepakatan kami dengan kepolisian adalah pengamanan dilakukan secara terukur, dengan pembagian penjagaan di tiap fakultas. Tidak ada penangkapan mahasiswa. Semua langkah dilakukan untuk menjaga kondusivitas kampus,” tegasnya.

Sebagai penutup, Dr. Sagaf berharap peristiwa bentrokan ini dapat menjadi pembelajaran bersama agar tidak terulang di masa mendatang. Ia mendorong setiap fakultas untuk memperkuat pembinaan karakter mahasiswa melalui kegiatan positif dan kolaboratif.

“Kami terus mendorong kegiatan pengembangan minat dan bakat, seperti kompetisi ilmiah, kewirausahaan, olahraga, dan seni. Kegiatan seperti ini membangun solidaritas dan mencegah munculnya ego fakultas,” ujarnya.

Dr. Sagaf juga menegaskan komitmen universitas untuk memperkuat atmosfer akademik yang inklusif dan harmonis melalui berbagai program pengembangan karakter dan kreativitas mahasiswa, termasuk inisiatif Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Tujuan kami jelas, menciptakan lingkungan kampus yang aman, produktif, dan kondusif bagi seluruh sivitas akademika,” pungkasnya. */JEF

Pos terkait