Pascabencana, Penjual Dange Tetap Bertahan

Dange-6762bb68

LERE, MERCUSUAR – Penjualan Kue Tabaro dange atau biasa disebut jepa yang berbahan dasar sagu dan kelapa tetap bertahan pascabencana gempa tiga tahun silam di Kota Palu 28 September 2018. Tabaro Dange yang memliki berbagai varian rasa seperti gula merah, ikan Suir dan Rono kue tradisional yang masih menjadi favorit penduduk Kota Palu.

Hadria (40) selaku penjual dange di Kelurahan Lere, sudah berjualan dange dari tahun 2016 sekitar lima tahun silam yang sebelum terjadi bencana di Kota Palu, ia berjualan di Taman Ria tetapi setelah terjadi bencana ia terpaksa pindah berjual di Anjungan Talise.

“Lalu pas gempa saya pindah berjual di Anjungan Talise, untuk penjualan sendiri sebenarnya tidak ada perbedaan atau bisa dibilang sama saja”

Ia juga mengatakan, Kalau untuk penjualan pasca bencana ditambah pandemi sekarang ada sedikit penurunan dalam hal pendapatan yang terkadang dalam sehari bisa habis tapi kadang juga masih tersisa.

“Sebenarnya bajual begini tergantung rezeki saja, karena tidak menentu pendapatanku biasa habis saya dapat Rp200rb tapi biasa kalau betul sepi-sepinya apalagi pas musim hujan saya cuma dapat Rp50rb sehari,” ujarnya.

Salah seorang pembeli dange saat diwawancarai, Sofyan mengatakan ia sering membeli dange karena menyukai makanan-makanan tradisional, salah satunya varian dange yang jadi favoritnya yaitu gula merah karena menyukai makanan yang manis.

 “Saya sering beli dange, karena saya suka apalagi makanan berbau-bau tradisional itu jadi favoritku, terus saya juga kan anak rantau biasa dikampung saya dibuatkan sama orangtuaku itu bikin rindu,”ujarnya. MG2

Pos terkait