PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statitsik (BPS) Sulteng merilis pertumbuhan Sulteng sepanjang 2018 mengalami pertumbuhan 6,30 persen dibandingkan 2017.
Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar di Palu, Rabu (6/2/2019) mengatakan berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku 2018 mencapai Rp150,64 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp103,62 triliun.
Dari sisi produksi, lanjut Faizal, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 10,37 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor barang dan jasa sebesar 125,41 persen.
Ekonomi Sulteng triwulan IV- 2018 bila dibandingkan triwulan IV-2017 tumbuh sebesar 5,37 persen lebih lambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,12 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 18,05 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor barang dan jasa sebesar 175,92 persen.
Dibagian lain, Faizal menambahkan pertumbuhan ekonomi Sulteng terdongkrak aktivitas perekonomian pertambangan di wilayah Luwuk Banggai dan Morowali. Sementara itu kontribusi wilayah Palu, Sigi, Donggala dan Parigi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulteng mencapai 29 persen.
“Walaupun wilayah Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi mengalami gempa tetapi tidak mempengaruhi signifikan pertumbuhan ekonomi Sulteng,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Miyono melalui rilisnya mengatakan angka pertumbuhan yang dirilis BPS Sulteng sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia yang berkisar 6,1 persen hingga 6,5 persen (year on year) dengan angka tengah 6,24 persen (year on year). HAI