Pascagempa, Penambang Pasir Alami Kenaikan Omset

HLL-acb7a764

PALU, MERCUSUAR – Musibah gempa yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, pada 28 September 2018 silam, membuat banyak warga yang kehilangan pekerjaannya, bahkan mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis. Namun tidak untuk Zakir (30), yang berprofesi sebagai penambang pasir, di Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, yang mengalami peningkatan ekonomi pasca gempa.

Zakir mengatakan, pendapatannya dalam satu hari sebelum gempa, antara Rp200 ribu sampai Rp400 ribu, namun cukup untuk membiayai hidup keluarganya. Setelah gempa, pendapatannya dalam satu hari meningkat hingga mencapai Rp800 ribu bahkan Rp1 juta.

Ia mengatakan, pendapatannya ini sudah lebih dari cukup untuk biaya hidup keluarga dan sekolah anaknya. Di saat pandemi seperti sekarang ini, pendapatannya pun tetap stabil.

“Setelah gempa, Alhamdulillah banyak yang order pasir,” jelas Zakir.

Zakir menambahkan, karena banyaknya orderan pasir setelah gempa, ia bisa membeli satu mesin penyedot pasir dan juga bisa merenovasi rumahnya, yang retak akibat gempa. Penyebab banyaknya orderan pasir setelah gempa kata dia, dikarenakan banyaknya rumah warga yang hancur dan banyaknya warga yang merenovasi rumah.

Namun demikian, tetap ada kendala yang dialami oleh penambang pasir termasuk Zakir, karena akhir-akhir ini sering turun hujan, yang membuat sungai banjir, sehingga sedikit sulit untuk melakukan penyedotan pasir, karena debit air sungai yang tinggi.

Zakir berharap, pascagempa, Kota Palu kembali normal, agar pekerja-pekerja yang terpaksa diberhentikan, bisa kembali bekerja dan pengangguran bisa mendapatkan pekerjaan, karena banyaknya lowongan kerja yang dibuka. MG5

 

Pos terkait