SIGI, MERCUSUAR – Pandemi COVID-19 yang merebak di Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak Maret 2020 sampai saat ini, dikeluhkan oleh beberapa pedagang, termasuk pedagang sayur masak. Hal ini karena dagangan mereka kerap sepi dari pembeli. semenjak COVID-19 mewabah di Kota Palu.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang pedagang sayur masak, Azima (58), warga Desa Baliase, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Senin (20/9/2021). Kata dia, semenjak COVID-19 mewabah di Palu, dirinya telah mengalami penurunan omzet yang signifikan.
Penghasilan per hari yang didapatkan ibu dua anak ini sebelum COVID-19, sebelum pandemi bisa mencapai Rp400 ribu per hari. Namun sekarang, penghasilan per harinya hanya mencapai Rp200 ribu. Namun ia tetap optimis membuka lapak dagangannya setiap hari, dengan harapan banyak pembeli yang berkunjung untuk membeli dagangannya.
“COVID-19 ini sangat berpengaruh dengan usaha saya. Pembeli sudah jarang datang. Biasanya, dalam satu hari ada sampai lima macam sayur yang habis, sekarang satu macam saja susah untuk habis, apalagi di sini bukan hanya saya yang menjual sayur masak,” keluhnya.
Azima menambahkan, COVID-19 ini meresahkan bagi beberapa pedagang, termasuk pedagang sayur masak seperti dirinya. yang menjadi tulang punggung keluarga, dikarenakan suaminya sudah tidak bisa bekerja. Penghasilan yang sekarang didapatkan dalam sebulan, menurutnya tidak cukup untuk kebutuhan hidup yang semakin banyak. Naiknya beberapa harga barang kebutuhan dapur, membuatnya harus mengurangi takaran penjualan dari sebelumnya.
”Apalagi sekarang ini, banyak barang yang harganya naik, yang dulunya Rp50 ribu dapat banyak, sekarang Rp50 ribu mungkin hanya dapat setengahnya. Jadi saya mengurangi takaran penjualan, karena kalau takarannya seperti biasa, jadi saya yang rugi,” lanjut Azima.
Dalam penjelasannya, Azima berharap agar COVID-19 ini segera berakhir, sehingga omzet penjualannya bisa membaik kembali, sehingga ia bisa berjualan dengan normal tanpa mengurangi takaran jualannya. MG5