TALISE,MERCUSUAR:Kementerian Koperasi dan UKM cq. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha dan Deputi SDM pada tanggal (20/3/2019) kembali melaksanakan serangkaian kegiatan guna merestrukturisasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM), Penerapan Aplikasi Sistem Peringatan Dini (Early Warning System / EWS-KUMKM), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Skema Restrukturisasi Usaha Bagi Koperasi dan UMKM di wilayah Palu dengan peserta sebanyak 50 orang.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, dalam hal ini diwakili oleh Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha, Dra. Sri Istiati, dalam pembukaan acara mengatakan bahwa untuk pemulihan ekonomi perlu dilakukan restrukturisasi usaha.
Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha (PKPU), berpandangan bahwa wilayah yang terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi harus segera dibangkitkan kembali dalam hal ini terkait kehidupan perekonomiannya, yakni dari aspek usahanya. Sebab bila tidak segera dibangkitkan maka akan susah keluar dari zona traumatik yang membekas di benak para korban. “Program-program bimbingan ini sengaja kita sasar ke Palu dimana wilayah ini juga menjadi titik terparah gempa, tsunami dan likuifaksi. Penting untuk memberikan bimbingan dan pelatihan terhadap pelaku usaha disini.” paparnya.
Kondisi ini menjadi perhatian Kementerian Koperasi dan UKM yang menyatakan restrukturisasi usaha bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah sangat penting untuk menjaga stabilitas kinerja KUMKM.
Sri Istiati mengatakan fungsi utama Aplikasi Sistem Peringatan Dini (EWS-KUMKM) adalah memberi peringatan secara dini tentang tanda-tanda buruk yang berpotensi menggangu usaha Koperasi dan UMKM, sehingga jika peringatan ini bisa disampaikan secara cepat, para pelaku usaha KUMKM dapat melakukan tindakan siaga, yaitu menyiapkan segala sesuatu untuk mencegah terjadi kemungkinan yang lebih buruk atau melakukan tindakan perbaikan atau pemulihan usaha sesegara mungkin. Penggunaan Aplikasi Sistem Peringatan Dini (EWS-KUMKM) ini dengan proses penginputan dan pengolahan serta penyajian data dan informasi yang diperlukan untuk mengenali tanda-tanda gangguan, sumber penyebab gangguan, kinerja keuangan serta prediksi kebangkrutan suatu unit usaha yang sedang diamati, permasalahan dan tanda–tanda gangguan, faktor penyebab gangguan, menyajikan laporan keuangan dan analisa rasio keuangan, memprediksi kebangkrutan serta menyajikan data dan informasi mengenai kualitas pengelolaan usaha KUMKM dan perencanaan bisnis berkelanjutan terkait dengan ketahanan Koperasi dan UMKM jika sewaktu-waktu terjadi bencana maupun yang sudah terjadi. Dan data yang sudah diinput dalam EWS-KUMKM, kemudian dilanjutkan dengan Standar Operasional Prosedurnya dan Skema Restrukturisasi.
Dalam sambutan Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu, Setyo Susanto, ATD.mengatakan bahwa Kota Palu memiliki banyak UMKM potensial, diantaranya di daerah yang terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi. Melalui koperasi maju, unggul, kreatif dan mandiri akan mengembangkan batik tulis motif sebagai produk unggul daerah. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah harus terus mendorong KUMKM untuk bisa berkembang dan menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang bisa dikenal luas tidak hanya di Palu, tetapi secara nasional dan internasional. Harapannya melalui kegiatan ini bisa kembali membangkitkan KUMKM khususnya di daerah bencana gempa, tsunami dan likuifaksi.
“Pemerintah mengambil langkah tepat dan tanggap untuk merestrukturisasi UMKM pasca gempa, tsunami dan likuifaksi. “Dari kacamatanya, Setyo Susanto menilai bimbingan-bimbingan semacam ini mesti berkesinambungan atau berkelanjutan.
“Dalam bidang Koperasi dan UMKM, ilmu semacam ini sangatlah berguna dan bermanfaat untuk mengembangkan usaha yang sedang digeluti. Tetapi kalau bisa pembinaan dari tingkat daerah tetap berkelanjutan agar semangat berwirausaha tetap terjaga”.
Setyo mengharapkan kelompok UKM ini bersatu dalam menghadapi kendalanya dalam pemasaran bersama seperti gerai bersama sehingga tidak kalah dengan UKM yang sudah memiliki nama padahal produk UKM ini juga tidak kalah kualitasnya, hanya saja kalah bersaing karena masih UKM kecil, “Mereka Ini didorong untuk tidak bergerak sendiri apa lagi di situasi pasca bencana, Dinas juga telah mendorong pengembangan usaha re genrasi dibawah 35 Tahun dengan spesiliasi usaha, jangan jadi kutu loncat,” paparnya.ABS