Pemanfaatan Ikan Beku Menjaga Stabilitas Harga di Donggala

DONGGALA, MERCUSUAR – Salah satu yang menjadi perhatian masyarakat saat suasana jelang dan pasca lebaran adalah mahalnya harga ikan di pasaran yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Donggala.

Kenapa harga ikan sampai terasa mahal, khususnya untuk ukuran kantong rumah tangga tertentu?

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Donggala, Ali Assagaf di Donggala pada Selasa (8/3/2025) menjelaskan penyebab harga ikan yang relatif mahal setiap kali Idulfitri berlangsung.

Produksi usaha perikanan tangkap, khususnya di laut, disebabkan oleh beberapa situasi dan kondisi, antara lain, terdapat kategori musim puncak dan musim paceklik yang di terdampak dari kondisi perubahan iklim, misalnya pada September sampai Desember, biasanya terjadi musim paceklik karena perubahan permukaan laut yang dipengaruhi kencangnya ombak.

Sementara pada Januari, Maret dan April, terdapat penyesuaian perubahan iklim, dimana pada musim ini biasanya terdapat musim ikan, akan tetapi tidak pada posisi puncak produksi.

Faktor kekurangan ikan saat lebaran, lebih disebabkan kearifan lokal yang masih terlihat di jalani para nelayan Kabupaten Donggala.

Pada umumnya empat hari jelang lebaran, para nelayan berangsur-angsur tidak pergi melaut, karena persiapan merayakan lebaran bersama keluarga. Berbagai kegiatan gotong royong di kampung nelayan masih berlanjut setelah semingu lebaran, dimana nelayan belum beraktivitas melaut, antara lain merayakan lebaran ketupat atau burasa dan sejenisnya.

Selain mengikuti kegiatan lebaran, sebagian besar juga para nelayan berfokus memperbaiki armada penangkapan berupa perbaikan perahu yang bocor atau perbaikan alat tangkap dan juga kebutuhan operasional lainnya.

Menurut Kepala Diskan Donggala, Ali Assagaf bahwa selama lebaran ini, instansi yang dipimpinnya telah melakukan pemantauan harga ikan di beberapa pasar kecamatan. Harga ikan Cakalang berda di kisaran Rp50.000,- sampai Rp55.000,- per kg. Sementara udang Vaname dikisaran harga Rp70.000,- sampai Rp95.000,- per kg.

Diskan Donggala, sebelum lebaran dan satu minggu pasca lebaran dalam rangka menjaga stabilitas harga ikan, juga telah melaksanakan strategi berupa mengambil langkah-langkah Sistem Logistik Ikan (SLIN), yaitu dengan memaksimalkan sarana proses gool storage untuk pelayanan ikan beku yang di peroleh saat musim puncak, dimana harga ikan relatif turun, sehingga harga stabil. Ikan beku didistribusi saat produksi ikan pada musim puncak dan juga pada hari-hari besar dimana nelayan tidak melaut.

Kemudian melakukan optimalisasi produksi perikanan budidaya ikan Nila, Sidat dan produksi usaha perkolaman dan produksi pemanfaatan pangan pekarangan (Budikdamber).

Selanjutnya tindakan optimalisasi produksi ikan budidaya keramba jaring apung, yaitu ikan Kakap Putih dan Kerapu Cantrang serta ikan Kembung atau ikan Rumaruma dari hasil budidaya kelompok jaring apung (KJA) Kabonga Besar dan Kabonga Kecil (Banawa), KJA Labuana dan KJA Labean (Balaesang), dan KJA Palau (Balaesang Tanjung).

Produksi perikanan budidaya bisa teratasi ketika pada hari-hari besar para nelayan aktif menangkap.

Selain itu juga dilakukan pemantauan distribusi ikan yang keluar daerah, yang akan diperketat pengendaliannya, sehingga prioritas pelayanan ke pasar lokal bisa dimaksimalkan.

“Kondisi normal harga ikan biasanya terjadi pasca 2 minggu lebaran, dimana produksi ikan tersdia,” terangnya.

Sekadar diketahui bahwa di Kabupaten Donggala terdapat basis atau sentra nelayan yang tersebar di 14 wilayah kecamatan yang memiliki pesisir laut. Mulai dari Kecamatan Sojol Utara, Desa Ogoamas I dan Ogoamas II terdapat Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Ogoamas. Kecamatan Sojol, Desa Pangalaseang Pulau Maputi (TPI Tonggolobibi). Kecamatan Dampelas, Desa Sioyong (TPI Sabang). Kecamatan Balaesang, Desa Labean (TPI Mapaga). Kecamatan Balaesang Tanjung Desa Malei, Desa Pomolulu, dan Desa Palau. Kecamatan Sirenja Desa Tompe, Desa Dampal dan Labuana. Kecamatan Sindue Tombusabora (TPI Batusuya). Kecamatan Sindue Tobata Desa Tibo. Kecamatan Desa Lero dan Desa Dalaka (TPI Lero). Kecamatan Labuan Desa Labuan Lelea. Kecamatan Tanantovea Desa Wani 1 dan Wani 2. Kecamatan Banawa Desa Loli Tasiburi, Loli Oge dengan Sentra Perikanana PPI Labua Bajo dan Kelurahan Boneoge (TPI Boneoge). Kecamatan Banawa Tengah Desa Towale, Desa Salumbomba. Kecamatan Banawa Selatan Desa Surumana.

Dalam upaya meningkatkan produksi tangkap, para nelayan menggunakan kapal atau perahu ukuran kurang dari 5 gros ton untuk penangkapan ikan permukaan dengan alat tangkap gilnet pada daerah penangkapan ikan rumpon dangkal dalam 500 meter sampai 700 meter. Jumlah trip penangkapan satu hari produksi yang didapatkan untuk ikan Katombo atau ikan Lajang pada kisaran 30 kg sampai 50 kg.

Untuk produksi Ikan dasar atau demersial dengan alat tangkap hand line berada pada kisaran produksi 10 kg sampai 25 kg, ikan Katamba, ikan Bubara, ikan Raporapo, ikan Kerapu, ikan Kakap Merah dan Kakap Putih serta ikan dasar lainnya.

Untuk produksi nelayan kapal penangkap ikan Tuna, khusus kapal ukuran 5 groston sampai 10 groston dengan lama trip penangkapan kisaran 2 sampai 5 hari, didapatkan kisaran 50 kg sampai 150 kg.

Untuk produksi kapal penangkapan ikan purse seine atau jaring berkantong ukuran kapal 30 gros ton dengan sasaran penangkapan ikan pelagis seperti Lajang, Tongkol, Cakalang, Katombo, dengan trip penangkapan ikan 14 hari yang beroperasi di daerah penangkapan rumpon pada kedalaman 1.500 meter sampai 2.100 meter, tangkapan yang diperoleh berkisar 1,7 ton sampai 5,2 ton.

Untuk produksi ikan pelagis kecil seperti ikan Rono Putih, ikan Sardin, ikan Lajang kecil, ikan Rumaruma kecil, dengan alat tangkap pasip seperti alat tangkap bagan, jumlah trip 1 hari produksi yang diperoleh kisaran 150 kg sampai 500 kg, dengan daerah penangkapan ikan menggunakan foto taksis positif khusus ikan yang senang cahaya lampu penarangan.

Berapa jumlah kekuatan armada kapal penangkapan ikan di Kabupaten Donggala pada saat ini?
Menurut Kepala Diskan Donggala, Ali Assagaf, terdapat kapal penangkapan ukuran kurang dari 5 GT sebanyak 1. 924 unit. Kapal penangkapan ikan ukuran 5 – 10 GT sebanyak 735 unit. Kapal penangkap ukuran 10 sampai 20 GT sebanyak 32 unit. Kapal ukuran 20 sampai 30 GT sebanyak 389 unit. Kapal penangkapan ikan di atas 30 GT sebanyak 6 unit. Armada Perahu jukung sebanyak 1.380 unit. Armada perahu papan berada pada kisaran 2.350 unit.

“Waktu efektif jumlah operasi penangkapan ikan dalam 1 bulan, selama 23 hari,” tutupnya. (WAHID AGUS)

Pos terkait