TONDO, MERCUSUAR- Terkait dengan akan dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka, Pakar Pendidikan, Dr. Asep Mahpudz, M.Si mengatakan, sebaiknya pendidikan tatap muka ditunda dulu atau tidak dilakukan untuk sementara ini, melihat situasi pandemi Covid-19 di Sulteng, khususnya Kota Palu yang tak kunjung mereda.
“Untuk daerah yang belum ada sinyal internet, dapat melakukan proses belajar mengajar dengan alternative melaksanakan kegiatan pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) agar anak-anak bisa tetap belajar,” kata Asep, saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (16/9/2020).
Menurutnya, dalam situasi pandemi Covid-19, segala aktivitas masyarakat harus dilakukan dirumah saja termasuk dalam hal kegiatan belajar mengajar. Dalam waktu dekat, menyesuaikan dengan tatanan normal baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19, proses kegiatan belajar mengajar akan dilakukan secara tatap muka.
Dalam perspektif pendidikan, pandemi Covid-19 harus diliat sebagai konteksnya untuk kesehatan. Dalam konteks pendidikan yang dihadapi adalah manusia. Jadi yang diutamakan prioritasnya adalah kesehatan dan keselamatan jiwa. Jika ada proses pembelajaran di sekolah yang harus diperhatikan adalah konidisi anak-anak.
“Merujuk dari keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, proses belajar mengajar secara tatap muka dilaksanakan pada bulan Oktober dengan catatan atas izin dari orang tua murid. Artinya, sinyal yang menentukan adalah dari pihak keluarga,” ujar Asep.
Melihat situasi saat ini, dalam perspektif pendidikan indikator keberhasilan yang ada bukanlah indikator yang normal, melainkan indikator darurat. Indikator darurat yang harus dikedepankan adalah sosial skills dan life skills.
Pada indikator darurat, sangat dibutuhkan orang tua dan guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitar lingkungan.
Lebih lanjut, terkait persekolahan yang akan dibuka, harus dengan persiapan yang matang dan harus memperhatikan kesehatan guru, siswa dan keperluan orang tua. Hubungan sinergisitas orang tua, pihak sekolah, guru dan para siswa, terutama pengambil kebijakan di dinas terkait. MG3