PALU, MERCUSUAR – Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 (MTsN 2) Kota Palu saat ini sedang mematangkan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, di tengah kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal) pandemi COVID-19.
Kepala MTsN 2 Kota Palu, H. Syamsu Nursi menyebutkan, menindaklanjuti Surat Edaran dari Gubernur Sulteng, Longki Djanggola serta Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kanwil) terkait dibolehkannya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan bagi daerah yang masuk dalam kategori zona kuning dan hijau, pihaknya bersama kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan MTs di Kota Palu, telah membahas bersama Kepala Seksi Pendidikan Islam di Kantor Kemenag Kota Palu.
“Kami sudah rapat bersama Kepala Seksi Pendis Kemenag Kota Palu, terkait persiapan pembelajaran tatap muka. Kemungkinan kita akan laksanakan itu pada 1 Oktober 2020,” ujar Syamsu, di ruang kerjanya, Kamis (3/9/2020).
Namun ia mengakui, MTsN 2 Kota Palu belum memutuskan apakah akan ikut menerapkan pembelajaran tatap muka pada waktu tersebut. Hal itu dijelaskannya, karena pihaknya masih akan berkomunikasi dengan para orang tua peserta didik terlebih dahulu.
Persetujuan dari orang tua peserta didik, kata Syamsu, merupakan salah satu syarat kunci yang diperlukan sebelum menentukan pembelajaran tatap muka dapat dimulai atau tidak. Di samping beberapa syarat lainnya, yakni ketersediaan sarana pendukung protokol kesehatan serta rekomendasi dari gugus tugas penanganan Covid-19 setempat. Selain itu, pihak madrasah juga harus mengisi data Education Management Information System (EMIS) terkait COVID-19.
“Walaupun keinginan kita untuk membuka pembelajaran tatap muka, tapi mesti juga mendengarkan apa pertimbangan dari para orang tua. Kalau secara pribadi dan kesiapan teman-teman guru mungkin siap untuk membuka, tapi saya tidak bisa langsung mengiyakan, karena kita harus mengetahui persentase keinginan orang tua,” tegas Syamsu.
Jika nantinya persentase orang tua peserta didik lebih banyak yang memilih untuk tidak menyetujui, maka Syamsu mengaku akan mengikuti dan kemungkinan akan menunda pelaksanaan tatap muka, hingga awal tahun 2021 mendatang.
“Kalau memang terjadi orang tua cenderung menolak, mungkin mereka maunya nanti Januari, tetap kita menerima dan lanjut berlakukan pembelajaran daring. Ada juga alternatif mungkin dilaksanakan tatap muka bagi yang mau, dan bagi yang tidak mau tetap berlaku online, tapi sistem penilaiannya sama,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, selama pelaksanaan pembelajaran daring, pihaknya juga telah menerima beberapa laporan dari orang tua, serta pertanyaan terkait kapan pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan. Para orang tua tersebut, sebagian besar mengaku cukup kesulitan dalam mendampingi anak-anaknya belajar daring sambil melakukan pekerjaan kesehariannya masing-masing.
“Tapi itu tidak bisa kita generalisir beberapa orang sebagai perwakilan dari seluruh orang tua. Tetap harus mengundang dulu orang tua dan komite untuk menyampaikan kesiapan sekolah seperti apa,” ujarnya lagi.
Terkait persiapan sarana pendukung protokol kesehatan, Syamsu menyebutkan pihaknya telah melakukan upaya untuk memenuhi hal tersebut. Di antaranya adalah menyiapkan sarana cuci tangan (wastafel) dan hand sanitizer di tiap ruang kelas, serta menyiapkan beberapa skenario pengisian ruang kelas untuk membatasi jumlah siswa di dalam kelas.
“Apakah sistem shift atau per rombel tiap harinya. Karena setiap kelas dibatasi jumlah siswa menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Itu juga harus diberikan pertimbangan kepada orang tua, mana menurut mereka yang terbaik. Untuk kurikulumnya, kami tetap menggunakan kurikulum darurat menyesuaikan dengan kondisi pandemi,” jelasnya lagi.
Selain itu, MTsN 2 Kota Palu juga telah membentuk satuan tugas penanganan COVID-19 di tingkat madrasah, yang akan bekerja ekstra menjaga penerapan protokol kesehatan selama kegiatan di madrasah. IEA