PALU, MERCUSUAR- Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, berdasarkan keterangan yang diperoleh petugas di lokasi kejadian, selain melakukan pembunuhan terhadap empat warga di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, para pelaku yang diduga Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), juga merampas atau merampok sejumlah logistik dan uang milik korban.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan di TKP diketahui bahwa uang, beras dan logistik lainnya milik korban raib dibawah kabur para pelaku,”jelasnya, Rabu (12/5/2021).
Didik menjelaskan, selain Simon Susa (Nenek Uban) dan Marten (Papa Dewi), yang ditemukan tewas di seputaran kebunnya, juga terdapat korban lainnya yakni Paulus Papa dan Lukas Lesek, dimana keduanya ditemukan juga sudah tidak bernyawa di kebunnya, yang berjarak sekira 2 kilo meter dari kebun milik Nenek Uban.
Dia mengatakan, dari informasi yang diperoleh dari sejumlah warga yang dimintai keterangan, berdasarkan ciri-cirinya, salah seorang pelaku adalah Qatar alias Farel alias Anas bersama empat orang rekannya. Menurut Didik, warga mulai mengenali ciri-ciri pelaku, berdasarkan edaran brosur wajah para DPO Poso yang memang sudah lama disebar ke sejumlah wilayah yang dinilai rawan untuk dimasuki kelompok tersebut.
“Dari lima orang tersebut, hanya satu orang yang dikenali saksi yakni Qatar, dan tidak terdapat Ali Kalora selaku pimpinan kelompok tersebut, sehingga diperkirakan kelompok ini terpisah,” jelas Didik.
Didik mengatakan, saat ini Satgas Madago Raya sedang melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap para pelaku, sementara berdasarkan keterangan dari pihak keluarga bahwa keempat korban akan dimakamkan pada Rabu siang.
Tewasnya empat warga Desa Kalimago, menambah jumlah korban keganasan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora yang kini tersisa 9 orang, dimana diketahui sebelumnya atau akhir November 2020, empat warga Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, juga ditemukan tewas dengan cara mengenaskan.
Sementara, Didik menjelaskan, pasukan yang tergabung dalam Satgas Madago Raya terus berupaya memburu dan menumpas kelompok tersebut, namun kondisi medan merupakan salah satu kendala, sehingga satgas kesulitan melakukan pengejaran.
“Tim yang turun dalam operasi tersebut dalam tiga bagian, ada yang melakukan pengejaran, melakukan penyekatan serta tim yang melakukan kegiatan preventif di perkampungan,”jelasnya. AMR