Pemeliharaan Kerukunan Masyarakat Tanggung Jawab Bersama

IMG-20211010-WA0041-fccefcd3
FOTO: Zulfia

PALU, MERCUSUAR – Kerukunan hidup dalam masyarakat merupakan suatu hal yang dinamis dan perlu terus dipelihara dari waktu ke waktu. Kerukunan di dalam hidup masyarakat dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, serta kerja sama dan menghargai kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu dikatakan Ketua PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Sulteng, Zulfia, M.Hi. melalui rilisnya, Minggu (10/10/2021). Menurutnya, seluruh elemen masyarakat tidak boleh berhenti membicarakan dan mengupayakan pemeliharaan kerukunan hidup di masyarakat, salah satunya kerukunan antarumat beragama.

Zulfia menegaskan, pemeliharaan kerukunan dalam masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab para pejabat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat atau tokoh adat semata. Melainkan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarga.

“Terutama kepada anak-anak yang akan menjadi generasi penerus, sebagaimana salah satu fungsi keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak-anak. Oleh sebab, itu kerukunan harus dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga, yang menempatkan perempuan sebagai tokoh kunci,” ujar Zulfia.

Ia melanjutkan, di seluruh pelosok tanah air telah memiliki sejumlah kearifan lokal yang mampu menjadi penopang kerukunan hidup bermasyarakat di daerah masing-masing. Hal itu disebutnya juga menempatkan perempuan sebagai mitra bagi laki-laki di ranah domestik dan publik.

“Perempuan dengan karakteristiknya mampu menjadi penggerak kerukunan hidup masyarakat,” tegasnya.

Zulfia juga menegaskan, Fatayat NU Sulteng akan terus mendukung upaya menjaga kerukunan hidup masyarakat, agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tengah-tengah masyarakat Sulteng dapat tetap terjaga, aman dan kondusif.

“PW Fatayat NU Sulteng dengan seluruh elemen masyarakat siap bersinergi dengan Polri dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif,” tegasnya lagi.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat Sulteng jangan mudah terpancing dengan isu SARA berita-berita hoaks, ujaran kebencian, sikap intoleransi. Serta bersama-sama menolak adanya paham radikalisme.

“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan serta keharmonisan masyarakat Sulteng yang sudah terjalin dengan baik selama ini,” pungkasnya. */IEA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait