TANAMODINDI, MERCUSUAR – Pemerintah Kota Palu (Pemkot) di tahun 2021 tengah menyiapkan draf rencana aksi 5R (Rakita, Rumpu, Raala, Raola dan Rapobalu), yang berarti Lihat, Sampah, Ambil, Olah dan Jual, guna mengatasi persoalan sampah yang sampai saat ini dinilai belum optimal.
Untuk itu, bertempat di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perdagind) Kota Palu dilaksanakan rapat dengan sejumlah NGO yang peduli sampah, Gali Gasa, kelompok Bank sampah, pengelola sampah plastik dan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Selasa (19/1/2021). Untuk membuat draf rencana aksi 5R, maka dibentuk tim kecil dulu baru buat drafnya utamanya yang berbasis masyarakat dengan mengoptimalkan nilai-nilai kearifan lokal. Demikian dikatakan, Kadis Perdagind Kota Palu,Syamsul Saifuddin.
Menurutnya, sampah menjadi hal yang sangat lekat dengan kehidupan manusia. Banyak kegiatan manusia yang berperan menghasilkan sampah, terutama sampah plastik yang sulit diuraikan. Produksi sampah selalu terjadi, sementara pengelolaannya kerap terganjal berbagai masalah, sehingga diharapkan rumusan 5R dapat terlaksana dengan baik.
Syamsul mengatakan, nilai-nilai kearifan lokal ini yang tertuang pada Ombo Pekanolu Nungata dan Ombo Pekanolu Livutontasi, yang berartimenjaga kelestarian lingkungan pemukiman dan menjaga kelestarian lingkungan habitat, biota laut, sungai dan lainnya.
Dia melanjutkan, draf rencana aksi usulan bersama yang peduli sampah, masuk dalam Perda nomor 9 tahun 2016 tentang Kelembagaan adat Kaili. Terkait Tatanan nilai-nilai yang dipertahankan atau direvitalisasi tergantung kesepakatan masyarakat.
“Kita inginkan, targetnya Palu bersih sampah dan menghasilkan, kita mau coba merubah mindset bahwa sampah bukan barang kotor tapi sampah adalah komoditi,”ujarnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat, untuk membiasakan menggunakan barang yang tidak bersifat sekali pakai, sehingga masih bisa digunakan dalam beberapa waktu ke depan. Ini tentu akan memberikan dampak pada upaya mengurangi sampah di bumi, terlebih apabila dilakukan secara massal, hasilnya pun akan semakin signifikan.
Namun, dia mengakui hal ini tidak mudah untuk dilakukan, karena butuh komitmen dan kesadaran dari dalam diri untuk memulai sesuatu yang baru dan berani bersikap melawan dominasi. ABS