TANAMODINDI, MERCUSUAR – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, secara simbolis meluncurkan Posyandu Mobile yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kota Palu, Jumat (3/10/2025), bertempat di halaman Kantor Wali Kota Palu. Inovasi ini digadang menjadi yang pertama di Indonesia dan menjadi solusi atas keterbatasan fasilitas posyandu di wilayah perkotaan maupun pelosok.
Posyandu Mobile ini terdiri dari dua tenda dalam satu set, satu difungsikan sebagai ruang pemeriksaan, dan satu lagi sebagai ruang tunggu, dengan fasilitas yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kelayakan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Jadi ada enam set Posyandu Mobile yang terdiri dari 12 tenda. Dari seluruh Indonesia, baru Kota Palu yang punya, dan ini merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Kota Palu,” ungkap Wali Kota Hadianto dalam sambutannya.
Setiap unit Posyandu Mobile dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti kursi, pendingin ruangan (AC), tempat tidur lipat, serta perlengkapan medis lainnya. Dengan konsep portabel dan fleksibel, layanan ini dapat menjangkau wilayah-wilayah yang belum memiliki posyandu permanen.
Wali kota menegaskan, pengadaan Posyandu Mobile ini merupakan strategi Pemerintah Kota Palu dalam menjawab keterbatasan infrastruktur layanan kesehatan di tingkat komunitas.
“Yang pasti, pemerintah kota dalam menyiasati keterbatasan, maka kita mengadakan Posyandu Mobile. Semoga ini bisa menjadi salah satu upaya kita dalam mengatasi kendala, khususnya bagi posyandu yang belum memadai,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan pelayanan yang ramah dan dekat dengan masyarakat. Selama ini, banyak posyandu dilaksanakan di rumah-rumah warga sebagai bentuk kedekatan emosional. Namun, menurut wali kota, fasilitas yang memadai tetap harus menjadi perhatian utama.
“Dengan adanya posyandu yang layak seperti ini, kita berharap masyarakat semakin bersemangat untuk datang ke posyandu,” tambahnya.
Inovasi Posyandu Mobile ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan kesehatan dasar, terutama bagi ibu dan anak, serta menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan adaptif. UTM
