PALU, MERCUSUAR – Penambangan pasir di bantaran Sungai Palu telah menjadi salah satu mata pencaharian utama warga setempat, khususnya masyarakat Kabupaten Sigi. Aktivitas ini, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi mereka.
Kuma, seorang sopir dump truck yang kerap mengangkut pasir dari Sungai Palu, mengungkapkan bahwa aktivitas penambangan tersebut sepenuhnya dikelola oleh masyarakat lokal. Namun, kehadiran perusahaan tambang batuan yang kini juga beroperasi di kawasan bantaran Sungai Palu menimbulkan harapan baru sekaligus kekhawatiran bagi para penambang tradisional.
“Kami berharap perusahaan tambang yang ada saat ini dapat merangkul para penambang lokal. Selama ini kami bekerja dengan cara tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ujar Kuma.
Masyarakat lokal juga menyampaikan harapan kepada pemerintah untuk tetap memberikan ruang bagi penambang tradisional dan pemilik dump truck agar mereka bisa terus menjalankan aktivitas penambangan pasir di Sungai Palu. Dukungan tersebut dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan ekonomi warga lokal tanpa harus tergeser oleh kehadiran perusahaan tambang besar.
“Kami hanya ingin tetap diberi kesempatan untuk bekerja di sini seperti sebelumnya, tanpa kehilangan sumber penghidupan kami,” tambah salah satu warga.
Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi terkait regulasi atau kerja sama antara perusahaan tambang dan penambang lokal. Masyarakat berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan, sehingga kepentingan semua pihak dapat diakomodasi.