TALISE, MERCUSUAR – Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Nur Masita M Ardy mengatakan, kondisi lingkungan di laut turut memengaruhi migrasi hewan laut termasuk ubur-ubur ke pesisir Pantai Teluk Palu.
“Kemunculan ubur-ubur ungu di Teluk Palu ini, terjadi lantaran perubahan kondisi lingkungan serta gelombang laut,” jelasnya, Selasa /21/2/2023).
Masita menyebut perubahan kondisi perairan itu di antaranya sampah yang terbawa arus permukaan.
“Suhu perairan, pergerakan masa air laut, dan arus juga bisa menjadi penyebabnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, angin kencang dan gelombang laut tinggi dalam sepekan ini melanda sejumlah daerah di Indonesia termasuk Kota Palu yang dipicu pergerakan angin dari Selat Makassar.
Terkait munculnya biota laut yang juga disebut ubur-ubur mahkota itu, Masita mengimbau warga tidak menyentuhnya apalagi jika biota itu dalam kondisi hidup karena biota itu dapat mengeluarkan racun.
Munculnya ubur-ubur berwarna ungu itu di Teluk Palu tepatnya di Pantai Kampung Nelayan itu menjadi perhatian warga karena merupakan fenomena yang jarang terjadi. AMR