Pengeluaran Penghuni Huntara Kompas Melalui Assessment

ilustrasi

TALISE,MERCUSUAR-Pengeluaran penghuni Hunian Sementara (Huntara) Kompas jalan Asam 3 bukan tanpa sebab. Menurut keterangan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu, M. Bambang Sabarsyah, bahwa BPBD telah melakukan assessment penghuninya dan melakukan pengecekan apa benar mereka betul kehilangan tempat tinggal.

Bambang juga meluruskan rumor yang berkembang,  penertiban tanpa komunikasi dengan penghuni. Diutarakan Bambang, sejak satu bulan lalu sudah empat kali BPBD bersama pemerintah Kecamatan Palu Barat mendatangi Huntara Kompas.

“Kami melakukan penelusuran dari mana warga ini dapat tinggal? banyak kunci pintu Huntara yang dibongkar paksa. Mereka masuki secara illegal atau tanpa izin,” paparnya di Kantor Mercusuar, Rabu (24/7/2019).

Bukan mengusir! Tekan Bambang. Penghuni yang ditertibkan adalah yang tidak memenuhi syarat. Salah satu syarat untuk menghuni Huntara, mereka yang kehilangan rumah tinggal sah dan yang mengontrak rumah yang dapat dibuktikan suratnya, bukan mereka yang selama ini memang hanya menyewa ‘kos-kosan’ dan ada hasil assessment BPBD Kota Palu.

“Huntara Asam 3 ini memang sudah diperuntukkan untuk penyintas yang mendiami halaman Mesjid Agung dari Kelurahan Lere dan warga Kabonena, untuk mereka yang sudah masuk, sah apa tidak? Ternyata tidak sah ini berdasarkan Assesment kita. Mekanisme penempatan huntara ini yang terkadang pemerintah yang dibawah tidak paham,” jelasnya.

Hal ini untuk mempercepat proses pembersihan penyintas yang menempati halaman Mesjid Agung sebab akan dikembalikan fungsinya sebagai rumah ibadah, mereka ini korban air pasang di sekitar teluk, sebab lokasi rumah merkea juga masuk dalam zona merah sehingga tetap akan direlokasi meskipun rumah tidak mengalami rusak.

Berdasarkan data penyitas yang di tenda halaman masjid agung hanya 12 keluarga yang menolak dan telah mereka tanda tangani surat pernyataan, namun BPBD tetap membuka ruang untuk mereka apabila akan pindah di Huntara, dengan demikian BPBD tetap akan mencarikan lokasinya dimana Huntara terdekat yang kosong.

“12 bilik Huntara yang kosong tetap disediakan untuk mereka sebab bagaimana rumah mereka tidak lagi memungkinkan untuk kembali dihuni, sehingga meskipun telah ditolak, tetap kita buka ruang dan pendekatan untuk mereka,” jelas Bambang.ABS      

Pos terkait