PALU, MERCUSUAR – Penyaluran Pupuk Urea bersubsidi di Sulteng sepanjang tahun 2018 telah mencapai 83 persen. Angka penyaluran tersebut sudah mencakup 13 kabupaten/kota di Sulteng, serta alokasinya mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani di Sulteng.
Demikian dikemukakan Manager Pemasaran PSO2 PT Pupuk Kaltim Nour El Haq saat memaparkan data strategis distribusi urea subsidi petani pada kegiatan sosialisasi product knowledge dan media tour di Mercure Hotel Palu, Kamis (6/9/2018).
Dijelaskannya, stok yang disediakan perusahaan di pergudangan telah mencapai 100 persen, dengan prospek prognosa hingga 5.000 ton cadangan untuk mengantisipasi kekurangan stok.
Untuk Sulteng, sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian (Mentan) alokasi Pupuk Urea subsidi tahun 2018 sebesar 31.600 ton. Sementara realisasi sampai dengan 5 September 2018 sudah terserap 26.511 ton.
“Penyaluran atau presentase 83 persen dari total. Prognosa, sampai dengan akhir tahun 36.000 ton, berarti akan ada relokasi sekitar 5.000 ton,” ungkapnya.
Kondisi saat ini, sebut Nour, stok urea subsidi di Sulteng mencapai 12.688 ton. Artinya stok aman untuk kebutuhan petani, karena musim tanam petani di Sulteng, yakni Oktober – Maret.
Sementara itu Superintendent Sulawesi I PT Pupuk Kaltim Slamet Suhardi menegaskan bahwa pihak perusahaan juga menyediakan pupuk urea non subsidi untuk masyarakat. Stok tersebut disediakan untuk mengantisipasi habisnya stok subsidi sebelum musim tanam 2018.
“Untuk pupuk yang non subsidi masih ada stok 1.293 ton di pergudangan kami,” jelasnya.
Dikatakannya, jika para petani kehabisan stok pupuk subsidi, PT Pupuk Kaltim menyediakan pupuk non subsidi meskipun harganya sedikit diatas harga non subsidi. BOB