CITIZEN JOURNALISM
Oleh : Elni Wati. T (Jurnalis Warga Talise)
PALU, MERCUSUAR – Sudah setahun lebih pasca terjadinya bencana di Kota Palu, Asnani (30) belum juga menerima santunan dana duka atas kematian anaknya (alm) Alfan yang menjadi korban tsunami di pantai Talise Palu.
Alfan merupakan saudara kembar dari Alfin (4) yang tidak bisa tertolong lagi akibat tertindis tembok rumahnya. Saat ini keluarga almarhum menjadi salah satu penghuni di huntara Talise, Palu Timur.
Asnani ibu korban menuturkan bahwa, namanya sudah keluar sebagai ahli waris penerima dana duka atas kematian anaknya pasca bencana di Palu. Namun sampai saat ini dana itu tak kunjung cair, padahal sebagian keluarga korban bencana sudah menerima dana duka.
“Saya sudah cek di kelurahan, nama saya sebagai penerima dana duka ada tercatat. Namun saat saya cek di keluarahan dan di Bank, katanya bersabar dulu,” kata Alfin.
Menurutnya, sejak Agustus 2019, ia telah memasukan semua berkas persyaratan untuk merima dana duka, termasuk akta kematian putra kembarnya itu. Namun pihak Bank yang menyaturkan dana duka hanya memita dirinya untuk bersabar dan menunggu panggilan.
Hal yang sama dialami, Suprian dan Ekawati, dua pengungsi korban Tsunami di Huntara Mamboro yang juga masih terus menanti cairnya santunan dana duka anggota keluarga mereka yang meninggal saat tsunami.
Supriani kehilangan suaminya saat tsunami terjadi 28 september 2018 lalu. Begitu pula Ekawati yang juga kehilangan anaknya.
Ekawati mengatakan bahwa sejak Agustus 2019, ia telah mengurus semua berkas persyaratan untuk mendapatkan dana duka. Namun sampai saat ini, hanya diminta bersabar menunggu panggilan.
“saya sudah cek dikelurahan katanya bersabar, karna datanya baru dikirim ke pusat. Kalau dananya sudah ada, pasti kami akan dipanggil,” kata Ekawati.