Perawat Pejuang Kemanusiaan

Siti Norma Mardjanu

PALU, MERCUSUAR – Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesra, Sitti Norma Mardjanu mewakili Gubernur Sultengmengucapkan terima kasih atas jasa para perawat sebagai pejuang kemanusiaan dalam menolong dan merawat korban luka saat gempa, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong (Padagimo) pada 28 September 2018 silam.

Hal itu disampaikan pada Seminar Keperawatan dalam rangka peringatan HUT ke 45 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tingkat Provinsi Sulteng di salah satu restoran Jalan Setia Budi, Sabtu (6/4/2019).

Menurutnya, diera revolusi industri 4.0 perawat diingatkan untuk terus berpacu meningkatkan kompetensi supaya tidak kalah bersaing.

Hadirnya PPNI, lanjutnya, juga diharapkan mampu memberdayakan perawat-perawat yang dinaungi melalui pembimbingan dan advokasi intens.

“Sulteng bangkit, kita sehat berkat perawat,” kata Norma.

Ia juga menyerahkan secara simbolis penghargaan kepada para perawat yang berjasa saat terjadi bencana gempa di Padagimo lalu.

SUMPAH

Pada kesempatan itu, sekira 550 orang perawat diambil sumpahnya. Bukti sumpah profesi adalah salah satu syarat yang mesti dilengkapi perawat untuk mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) yang ditetapkan oleh PPNI.

Menurut Sekretaris PPNI Sulteng, Masri Dg Taha perawat juga mesti mempunyai ijazah pendidikan tinggi keperawatan, sertifikat kompetensi dan surat keterangan sehat, baik fisik maupun mental. Hal itu guna memastikan perawat dapat bekerja dengan profesional.

“Kalau prajurit menghadapi peluru tajam, maka perawat mesti berhadapan dengan serangan biologis, yakni virus dan kuman penyakit,” jelas Masri.

Dikatakannya, tema seminar, yakni ‘Standar Diagnosa dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia’, sengaja dipilih karena terkandung roh dari praktik keperawatan. BOB

Pos terkait