Perempuan dan Anak, DP3A Beri Bantuan Spesifik

Ihsan Basir

PALU, MERCUSUAR – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulteng menganggarkan pemberian bantuan spesifik perempuan dan anak.  

Sasaran utama bantuan tersebut, yakni di beberapa hunian sementara (huntara) penyintas bencana, serta kepada para tenaga kesehatan, anak-anak dan ibu dari keluarga tidak mampu yang terpapar COVID-19.

Demikian dikatakan oleh Kepala DP3A Sulteng, Ihsan Basir di ruang kerjanya, Senin (13/7/2020).

“Kita memberikan bantuan spesifik perempuan dan anak. Jadi tidak sama dengan bantuan dari Dinas Sosial, tapi spesifik ke perempuan, anak dan lansia. Selain di huntara juga bagi para pemulung di kawasan TPA Kawatuna, serta warga yang dinilai sebagai Komunitas Rentan Terdampak (KRT),” jelasnya.

OPTIMALKAN GERAKAN BERJARAK

Pada kesempatan itu, Ihsan juga mengatakan bahwa pihaknya terus mengupayakan optimalisasi program Gerakan Bersama Jaga Keluarga Kita (Berjarak) dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Dijelaskannya bahwa Gerakan Berjarak merupakan program nasional yang berperan untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan.

Ada 10 aksi yang dicanangkan pada program Gerakan Berjarak dan terus dikampanyekan kepada masyarakat melalui dinas terkait di kabupaten dan kota se Sulteng.

Sejauh ini, katanya, program tersebut berjalan cukup baik di daerah. “Selama ini sudah berjalan cukup baik, sudah beberapa kali meeting dilaksanakan bersama dengan DP3A di Kabupaten dan Kota. Ini karena ujung tombaknya adalah di daerah,” tutur.

Menurutnya, aksi-aksi yang dicanangkan melalui program Gerakan Berjarak, di antaranya aksi tetap di rumah, aksi alat perlindungan diri tersedia, aksi membuat tanda peringatan, aksi menjaga jarak fisik, hingga aksi aktivasi rumah rujukan. Tujuan untuk menjamin hak perempuan dan anak terpenuhi selama masa pandemi. “Itu yang selalu kita bahas, bagaimana menjamin hak perempuan dan anak terpenuhi. Meskipun persentase pasien COVID-19 lebih sedikit perempuan dibanding laki-laki, tapi untuk jumlah anak yang terpapar lumayan tinggi sampai 33 persen di Sulteng,” ujarnya. IEA

Pos terkait