PALU, MERCUSUAR – Anggota Korem 132/Tdl dan Satuan Balak Jajaran Korem 132/Tdl mengikuti acara peringatan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1440 Hijriyah di Masjid Al Aqsa Korem 132/Tdl, Rabu (12/9/2018). Penceramah pada acara yang digelar Korem 132/Tdl Ustadz Ardian S.Pdi.
Demikian disampaikan oleh Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 132/Tdl Mayor Cpm Muhlis SH M.Sc pada Media ini melalui rilis yang diterima, Rabu (12/9/2018) sore.
Menurut Kapenrem, Ustadz Ardian S.Pdi dalam ceramahnya menggunakan bahasa Arab menjelaskan bahwa hijrah dapat diartikan sebagai pindah atau migrasi. Tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar Islam.
Sejak hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib, sebuah kota subur yang terletak 400 Kilometer dari Makkah, kata Ustadz, Islam lebih memfokuskan pada pembentukan masyarakat Muslim yang tidak kampungan dibawah pimpinan Rasulullah, SAW.
“Jadi inti dari peringatan tahun baru Hijriah adalah pada soal perubahan, maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan sebagai saat kita untuk merubah menjadi lebih baik. Itulah fungsi peringatan tahun baru Islam,” ujar Kapenrem mengutip ceramah Ustadz Ardian.
Lanjut Kapenrem, ada tiga pesan disampaikan Ustadz Ardian dalam menyambut tahun baru Hijriah.
Pertama, senantiasa harus mengingat masa lalu. Sebab dengan mengingat masa lalu kita (manusia) dapat menghindari diri dari kebiasaan lama yang tidak baik atau tidak bermanfaat, hingga diharapkan kita tidak akan mengulangi lagi di tahun baru serta akan selalu melakukan hal baik agar kualitas hidup kita akan lebih baik.
Kedua, selalu mengingat akan kematian. Sebab dengan mengingat kematian yang hanya diketahui Allah SWT, maka kita akan selalu ingat kepada Sang Pencipta Allah SWT dan menjauhi tempat-tempat yang tidak baik, serta melakukan amalan-amalan kecil secara istiqamah. Hal itu dimulai sejak tahun baru Hijriyah yang nilai pahalanya luar biasa dimata Allah SWT, “Seperti membiasakan Salat Dhuha dua rakaat, bersedekah kepada fakir miskin, menyantuni anak-anak yatim,” harapnya.
Ketiga, harus selalu menjaga hawa nafsu. Sebab hawa nafsu seseorang akan bisa terjatuh kedalam syirik karena ia memperbudak dirinya kepada hawa nafsu. Manusia oleh Allah SWT telah diberikan akal sehat dan agama Islam untuk mengendalikan hawa nafsu. Olehnya, marilah gunakan akal sehat dan laksanakan ajaran agama untuk mengendalikan hawa nafsu kita.
“Dari ketiga pesan tersebut, kita akan senantiasa berusaha melakukan perbuatan yang baik dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, hingga tahun baru ini jauh lebih baik dari tahun kemarin dan membawa banyak manfaat bagi keluarga maupun masyarakat Muslim lainnya,” kata Kapenrem kembali mengutip isi ceramah Ustadz Ardian.
“Dengan memasuki tahun baru ini kita berusaha untuk mengoreksi diri, apakah amalan-amalan yang pernah kita lakukan itu sudah termasuk baik atau tergolong amalan jelek. Bila yang kita lakukan sudah mencerminkan kebaikan maka kita berusaha untuk meningkatkan amalan tersebut. Namun jika sebaliknya, maka berusaha dengan optimal untuk melangkah menuju kebenaran supaya perjalanan hidup kita ini semakin lama semakin baik sehingga menjadi insan yang baik mulai kehidupan dunia lebih-lebih di akhirat kelak,” lanjutnya. AGK/*