PALU, MERCUSUAR – Ini adalah kisah nyata perjuangan seorang ayah dalam mencari istri dan ketiga anaknya yang hilang kontak sejak gempa dan tsunami melanda Palu.
Namanya Taufik Dharmawan, seorang auditor di perwakilan BPK Palu. Ia dan keluarga kecilnya tinggal di Petobo, Palu Selatan. Saat kejadian gempa-tsunami di Palu, ia sedang tugas di luar kota Palu, tepatnya di Morowali Utara.
Setelah mendengar berita adanya gempa dan tsunami di Palu, ia segera menghubungi sang istri namun tak ada jawaban. Ia kemudian memutuskan ke bandara, sayangnya tak ada penerbangan hari itu. Ia pun menempuh jalur darat menumpang bersama para rombongan relawan tanggap darurat.
Selama perjalanan ia beberapa kali mengganti kendaraan sebab banyak jalan yang rusak akibat gempa, hingga akhirnya ia naik ojek. Ia menempuh perjalanan selama 20 jam untuk sampai ke Palu.
Setibanya di Palu ia segera menuju ke rumahnya di Perumahan Graha Estetika, Jl. Soeharto, Petobo. Namun perumahan tersebut telah hancur tak bersisa tertimbun oleh tanah akibat Likuifaksi.
Melihat kondisi rumahnya yang telah rata dengan tanah, ia tak putus asa ia memutuskan untuk melanjutkan pencarian di pos pengungsian. Hingga akhirnya ia berhasil menemukan sang istri di RS Undata, sayangnya sang istri telah meninggal dunia.
Ditengah kesedihan atas meninggalnya sang istri, ia tetap tegar mencari anak-anaknya. Pencariannya membuahkan hasil tepat pada hari minggu (30 September 2018) malam ia menemukan anak pertama dan keduanya (Acha dan Alby) di pos pengungsian bandara. Keduanya dirawat oleh tetangganya yang juga mengungsi di lokasi tersebut.
Setelah menemukan kedua anaknya, ia kemudian memakamkan jenazah sang istri pada hari senin (1 Oktober 2018) siang di Biromaru.
Pencarian pun berlanjut untuk menemukan si bungsu ‘Elvander’ bayi berusia 7 bulan. Berbagai cara ia lakukan untuk menemukan bayi ‘Elvander’. Mulai dari menyusuri setiap pos pengungsian, rumah sakit, puskesmas, hingga menyebarkan pengumuman di media sosial.
Setelah 6 hari pencarian, kabar tentang bayi elvander pun datang dari seorang Ibu bernama Iramaya (Tentangga bapak Taufik yang selamat dari gempa). Ibu iramaya mengatakan bahwa bayi ‘Elvander’ sudah meninggal sejak jumat malam akibat tertimpa reruntuhan bersama ibunya.
Informasi tersebut didapat Ibu Iramaya langsung dari ibunya Elvander pada saat mereka sama-sama tertimbun dan masih bisa berkomunikasi saat menunggu bantuan datang untuk menyelamatkan mereka.
Mendengar kabar itu sang ayah hanya bisa pasrah melepas kepergiaan sang buah hati. Belum kering air mata atas kepergian sang istri, kini ia harus menerima kenyataan bahwa putra bungsunya itu telah meninggalkan ia untuk selamanya.
Mohon doa dari saudara-saudari sekalian Semoga Allah merahmati ibu dan bayi ‘Elvander’, menempatkan keduanya di tempat terbaik disisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, khususnya kepada bapak Taufik Dharmawan, Aamiin.
(Kiriman fb Ichal Aydoğan)