Perkuat Benteng Pesisir, Indosat – Untad Digitalisasi Konservasi Mangrove Berbasis IoT

EVP Head of Circle Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua (Kalisumapa) Indosat Ooredoo Hutchison, Swandi Tjia (kedua dari kanan), Rektor Untad Palu Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT., IPU, Asean Eng (kanan), pada acara peluncuran Program Digitalisasi Konservasi Mangrove, di Palu, Senin (19/8/2024). FOTO: KARTINI NAINGGOLAN/MS

TONDO, MERCUSUAR – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) menggandeng Universitas Tadulako (Untad) perkuat benteng pesisir, melalui digitalisasi konservasi mangrove berbasis Internet of Things (IoT) di Palu.

Hal ini berupakan bagian dari  komitmen Indosat untuk mendukung pelestarian lingkungan melalui. Program ini telah hadir di beberapa provinsi, seperti Kalimantan Utara, Aceh, Jawa Tengah, dan Maluku. Indosat kembali menghadirkan program yang sama di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Indosat  menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA), melakukan kerja sama berbasis penelitian dengan Untad, dalam memperkuat benteng pesisir di Sulteng melalui digitalisasi konservasi mangrove berbasis IoT.

Indosat pertama kali mengimplementasikan program ini pada bulan Mei 2023 di Nunukan, Kalimantan Utara. Di sepanjang tahun 2024, Indosat berkomitmen untuk terus memperluas program berkelanjutan ini ke seluruh tanah air, dimana Palu menjadi kota ke-5  dari penerapan program ini. 

EVP Head of Circle Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua (Kalisumapa) Indosat Ooredoo Hutchison, Swandi Tjia, mengatakan,  tahun 2018 silam, bencana tsunami pernah melanda kota Palu. Bercermin dari peristiwa tersebut, mangrove merupakan salah satu pertahanan menghadapi ancaman bencana di masa mendatang. 

Keberadaan mangrove menjadi sangat penting, salah satunya menjadi benteng  juga untuk  menjaga ekosistem pesisir. Oleh karena itu, lewat program digitalisasi konservasi mangrove, Indosat berkomitmen mendukung upaya ketahanan lingkungan dengan pengembangan mitigasi berbasis teknologi digital.

“Dalam program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini, Indosat menghadirkan solusi IoT, berupa teknologi yang dapat memantau beberapa parameter penting kualitas air untuk budidaya perikanan secara real-time, khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove. Diharapkan produktivitas tambak tetap terus meningkat, namun tetap menghindari kerusakan mangrove di sekitarnya karena ancaman penebangan secara massif,” ujar Swandi, Senin (19/8/2024).

Menurutnya, konsep ini dikenal sebagai Silvo-fishery, yaitu metode terpadu berkelanjutan dari usaha perikanan yang berdampingan dengan pelestarian mangrove, serta diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Melalui kolaborasi ini, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya, untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove di dalamnya.  

“Kolaborasi dengan universitas setempat, menjadi salah satu fokus utama Indosat dalam mendukung terciptanya pusat riset dan inovasi unggulan yang diperkuat oleh sumber daya manusia lokal berkualitas. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat peran teknologi saja, tetapi juga memastikan, solusi yang dikembangkan didukung oleh pengetahuan ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat. Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” tutup Swandi.

Rektor Untad Palu, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT., IPU, Asean Eng  menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di Palu. 

“Kami optimis program ini dapat memberikan dampak yang baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya. TIN

Pos terkait