PALU, MERCUSUAR – Persiapan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Kota Palu, terus menyesuaikan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Kota Palu.
Kepala MTsN 2 Kota Palu, Syamsu Nursi, saat dihubungi media ini, Kamis (9/9/2021) mengatakan, pihaknya sebenarnya telah siap untuk menerapkan PTMT di awal bulan ini. Namun hal itu urung terlaksana, karena adanya perpanjangan PPKM level 4 di Kota Palu, hingga 20 September 2020 mendatang.
“Sebenarnya kita ini sudah dalam rangka persiapan PTMT, sudah kita antisipasi, namun pada akhirnya Palu dan Poso diperpanjang lagi PPKM level 4 sampai 20 September 2021. Ini yang menjadi pertimbangan kami untuk menunda dan sementara melihat kembali perkembangannya,” ujar Syamsu.
Ia menegaskan akan tetap patuh pada kebijakan dari pemerintah daerah, sebagaimana edaran dari Kementerian Agama (Kemenag), yang mensyaratkan pelaksanaan belajar tatap muka menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah setempat.
Terkait kesiapan PTMT di MTsN 2 Kota Palu, Syamsu mengungkapkan pihaknya juga telah mengisi form aplikasi dari Kemenag, sebagai penilaian kesiapan penerapan PTMT di Madrasah.
Form tersebut berisi beberapa pertanyaan terkait kesiapan pihak madrasah, seperti ketersediaan sarana mencuci tangan di tiap kelas, serta alat-alat pendukung penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan madrasah. Selain itu, ada pula pertanyaan yang ditujukan kepada para peserta didik, orang tua, dan para guru.
“Itu wajib diisi, dan kami sudah mengisi. Kalau sudah mengisi dan memenuhi syarat, berarti Kemenag dalam hal ini di kantor kabupaten dan kota akan mengeluarkan rekomendasi. Namun rekomendasinya tetap mengacu pada rekomendasi dari Satgas COVID-19 daerah setempat. Jadi, dua hal ini harus dipenuhi untuk membuka tatap muka terbatas,” jelas Syamsu.
Ia berharap, dalam waktu tidak lama lagi proses pembelajaran tatap muka terbatas di MTsN 2 Kota Palu dapat segera terlaksana, agar pembelajaran dapat berjalan dengan lebih maksimal dibandingkan pembelajaran dengan metode daring (online).
“Di Oktober, kami harapkan sudah tidak ada lagi masalah,” tandasnya. IEA