BALAROA, MERCUSUAR – Puluhan peserta Workshop Tesa Ntodea yang diinisiasi oleh Komunitas Bela Indonesia (KBI) Sulteng, melakukan kunjungan belajar ke dua instansi pemerintahan, yang berkaitan dengan kebencanaan. Kedua instansi tersebut, masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng serta Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu.
Pada kunjungan belajar di BPBD Sulteng, para peserta diterima langsung oleh Kepala BPBD Sulteng, Bartholomeus Tandigala. Dirinya banyak menjelaskan tentang peran BPBD dalam upaya pemulihan pasca bencana di Sulteng.
“BPBD Sulteng terus berupaya untuk memastikan proses pemulihan pasca bencana berlangsung dengan baik. Adapun perpanjangan masa transisi darurat, dilakukan untuk memberikan waktu bagi proses penyelesaian pembangunan huntara bagi penyintas, karena sampai saat ini, masih banyak penyintas yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian,” jelasnya.
Kemudian, pada kunjungan di BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, para peserta yang didampingi Koordinator KBI, Anick HT, diterima oleh Kepala Seksi Data dan Informasi, Hendrik Leopatty. Dalam pemaparannya, Hendrik banyak menjelaskan terkait pengenalan bencana terutama yang terjadi pada 28 September 2018 lalu, juga upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan, saat terjadi bencana.
“Hal yang paling penting adalah kita harus mengenali lingkungan di mana kita berada. Selain itu, pengetahuan kebencanaan kita juga harus terus dikembangkan,” ujarnya.
Salah seorang peserta, Adi Setiawan (20) mengaku banyak mendapatkan input positif dengan kunjungan belajar ini. Menurutnya, pengetahuan tentang kebencanaan dan mitigasi bencana ini penting bagi anak muda, sebagai agen sosial di masyarakat, untuk menyebarluaskan pengetahuan tersebut, dengan tujuan penguranga resiko bencana.
Sementara itu, Koordinator KBI, Anick HT mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh KBI Sulteng ini. Menurutnya, di situasi pasca bencana, KBI Sulteng mampu mengambil peran untuk mendorong pemulihan para penyintas pasca bencana, dengan menggali cerita-cerita inspiratif dari penyintas untuk menginspirasi para penyintas dan masyarakat lainnya. JEF