Petahana Unggul Karena ‘Deposito’ Politik

Dr. Darwis, M.Si

PALU, MERCUSUAR –  Hitung suara sementara Pilkada 2018 Parigi Moutong, dan Donggala  menunjukkan pasangan calon bupati dan  wakil bupati petahana unggul dibandingkan pasangan kandidat lainnya. Sekiranya posisi ini terus bertahan hingga diumumkan sebagai pemenang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, hal ini mengindikasikan mesin politik petahana yang efektif bekerja.

“Umpamanya petahana menang karena ia memiliki mesin politik yang bekerja maksimal, baik partai maupun pendukung selama lima tahun   sehingga punya deposito politik yang mengakar, di pedesaan misalnya,” kata pengamat politik dari Universitas Tadulako, Dr. Darwis, M.Si kepada Mercusuar, Kamis (28/6/2018).

Dikatakan, deposito atau saham politik yang dimaksud adalah andil politik pembangunan selama berkuasa, yang telah dinikmati masyarakat. Sementara itu, kandidat lainnya, meskipun memiliki sederet janji dengan visi lebih baik, namun masih memiliki kelemahan, yakni program yang belum terbukti. 

Darwis mengatakan, dalam perhelatan Pilkada, pengaruh partai politik tidak sepenuhnya signifikan. Mesin politik lain yang ikut menentukan kemenangan petahana adalah jaringan sosial dan basis sosial yang telah terpelihara selama lima tahun.

“Budaya politik kita, jarang incumbent kalah.  Selama saya melakukan riset, incumbent lebih menarik pemilih sebab tidak perlu terlalu bekerja, tinggal konsolidasi. Ini beda dengan kandidat lain yang ibarat sawah, mereka baru mencangkul,” jelas pengajar ilmu politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  ini.

Sementara itu, kondisi berbeda dengan Pilkada di Morowali. Dalam hitung cepat dan hitung suara sementara berbasis TPS, daerah dengan kaya tambang ini secara mengejutkan melahirkan pemimpin baru, yakni pasangan Taslim-Nadjamudin (Tahajud). Pasangan ini mengalahkan Syarifudin Hafid-Chaerudin Zen (Sah) dan tiga pasang lainnya.  Syarifudin  merupakan adik mantan Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid.

“Di Morowali beda, karena di sana kompetisinya sangat alot, sangat kompetitif. Pak Anwar Hafid beda dengan adiknya. Suara pemilih kembali ke pilihan figur,” katanya.

Ia pun berharap masyarakat, pendukung, tim sukses, dan pasangan calon menahan diri dan bersabar menunggu hasil perhitungan KPU. “Meskipun lembaga survei telah memberikan gambaran, namun masyarakat, partai, elit, dan pasangan calon hendaknya menahan diri sampai ada suara final,” tandasnya.

Sebanyak 597.987 pemilih diharapkan menggunakan hak suaranya pada Pilkada serentak di tiga kabupaten, Kamis (27/6/2018).

Ketiga kabupaten yang menggelar Pilkada serentak tersebut yakni Kabupaten Donggala, Parigi Moutong dan Morowali.

Komisioner KPU Sulteng Divisi Perencanaan dan Data, Halimah mengatakan  
di Kabupaten Donggala, jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 201.719 orang yang tersebar di 167 desa dan 16 kecamatan, terdiri atas 103. 526 pemilih laki-laki, dan 98.193 perempuan.

Di Kabupaten Parigi Moutong, jumlah pemilih terdaftar sebanyak 305.281 orang, terdiri atas 155.930 pemilih laki-laki dan 149.351 pemilih perempuan, tersebar di 283 desa dan 23 kecamatan.

Sedangkan di Kabupaten Morowali, jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 90.987 orang, yang terbagi atas 47.259 pemilih laki-laki dan 43.728 pemilih tersebar di 133 desa dan sembilan kecamatan. DAR/ANT

Pos terkait