PALU, MERCUSUAR – Bermula dengan peristiwa yang berbau rasisme di Kota Surabaya, Jawa Timur dan berkembang terjadinya persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, diduga menjadi pemicu aksi unjuk rasa di Jayapura dan Manokwari serta meluas ke beberapa wilayah Papua lain yang dimulai, Senin (19/8/2019) lalu.
Beberapa kantor pemerintahan dan kampus di Papua terpaksa ditutup terkait adanya demonstrasi yang menyusul adanya aksi rasisme dan penangkapan terhadap mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya.
Dalam tiga pekan terakhir, peristiwa tersebut terus menjadi perhatian publik, bahkan menjadi trending topik di beberapa media nasional tanah air dan tidak sedikit juga dimanfaatkan media asing untuk memberitakan perkembangan situasi di tanah Papua yang sempat menimbulkan kerusuhan, sehingga berdampak kerugian materiil dengan adanya pembakaran perkantoran dan fasilitas umum, serta adanya korban yang berjatuhan baik luka ringan, luka berat dan bahkan korban meninggal dunia.
Menyikapi hal itu, seluruh elemen masyarakat Indonesia baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pejabat publik, mahasiswa, pelajar mencurahkan pemikiran dan perhatiannya dengan terus diajak menggelorakan semangat perdamaian di Papua, semangat persatuan dan kesatuan, semangat NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, karena kerusuhan di Papua telah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan situasi Papua tidak kondusif dan melakukan propaganda memisahkan diri dari NKRI atau pro Kemerdekaan Papua.
Polda Sulawesi Tengah melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) AKBP Didik Supranoto, S.I.K mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulteng untuk tidak terpengaruh dengan perkembangan situasi politik dan keamanan di Papua.
“Khusus warga Papua yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng), di manapun saudara berada, agar tetap tenang dan laksanakan aktifitas seperti biasa. Polda Sulawesi Tengah beserta Polres jajaran akan memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga Papua di Palu dan wilayah lain di Sulteng,” ujar Didik.
Dia mengajak kepada warga agar senantiasa teliti, cermati dan cek setiap berita atau konten di media sosial terkait kejadian-kejadian di Papua, Surabaya dan wilayah lain karena maraknya berita atau konten hoaks yang sengaja disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menambah kekeruhan situasi keamanan di Papua.
Didik menegaskan, Polda Sulteng tidak segan-segan akan memberikan tindakan tegas, apabila ditemukan penyebaran berita atau konten yang berbau hoaks, sehingga dapat menimbulkan situasi yang tidak kondusif di Sulawesi Tengah.
”Siapa pun dia yang ingin memecah bela persatuan akan ditindak tegas sesuai UU yang berlaku,” tegas Kabid Humas. AMR