LOLU UTARA, MERCUSUAR – Masih rangkaian Road to Karya Kreatif Sulawesi Tengah (KKST) 2025,Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Tengah menggelar POTOMU Sulteng atau disebut program Transformasi dan Kurasi UMKM Sulawesi Tengah di Santika Hotel Palu dari tanggal 27-28 Februari 2025 dengan jumlah peserta Umkm yang ikut kurasi sebanyak 80 orang baik offline maupun online.
POTOMU Sulteng hadir sebagai wadah dan komitmen Bank Indonesia untuk membantu para pelaku usaha naik level,dan sekedar bertahan menjadi kompotitif di tingkat lokal,go Nasional bahkan go global.
Kurasi pengembangan UMKM ini,kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miftachul Choiri. dirancang untuk memberikan pendampingan yang holistik. Mulai dari peningkatan skala usaha, kapasitas SDM,akses permodalan, penguatan branding, perluasan akses pasar, hingga strategi pemasaran digital.
“Kami percaya dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder terkait, UMKM Sulteng dapat naik level. Tidak hanya meningkatkan omzet, tetapi juga menciptakan produk yang berdaya saing tinggi dan berkelan,” ujarnya saat membuka kegiatan, Kamis (27/2/2025).
Ia katakan POTOMU memiliki konotasi bahasa Kaili yakni pasar, diharapkan menjadi sarana dan fasilitas UMKM dapat berkembang serta menjadi jalan UMKM untuk dapat bertemu dengan buyer dan terus memperluas pangsa pasar lokal, nasional dan global.
Untuk itu Miftachul Choiri mengimbau jangan ragu untuk belajar, berinovasi, berkolaborasi. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini, akan menjadi fondasi untuk kesuksesan di masa depan. Dengan semangat berkolaborasi Ia yakin UMKM Sulteng akan semakin maju dan jaya.
Pada kurasi tahun ini, BI Sulteng menghadirkan kurator skala nasional yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing dari Dewan Ikra Nasional yaitu Chef Adie Miartadi sebagai kurator UMKM makanan dan minuman.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulteng,Sisliandy Ponulele memberi apresiasi atas dukungan berbagai pihak dalam penyelenggaraan kurasi ini.
“Ada empat sub sektor usaha yang menjadi fokus kurasi produk unggulan UMKM/IKM sektor olahan pangan,” terangnya.
Ke depan pemerintah akan memprogramkan bantuan kemasan dengan harga yang terjangkau bekerja akademisi ,hal ini untuk membantu UMKM yang kerap mengeluhkan biaya pembuatan kemasan yang dari pulau Jawa. ABS