PALU, MERCUSUAR – Perkumpulan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) menyajikan beragam informasi terkait virus corona atau covid-19 ke dalam bentuk video dan poster untuk mengedukasi masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di Hunian sementara (Huntara) di kota Palu.
Konten edukasi covid-19, selain tersedia dalam Bahasa Indonesia, juga dibuat dalam Bahasa daerah Kaili. Suku Kaili merupakan suku yang ada di Kota Palu, provins Sulawesi Tengah.
“Selain dalam Bahasa Indonesia, kami juga membuat dalam bahasa Kaili dengan harapan bisa lebih dekat dengan keseharian masyarakat asli kota Palu, khususnya mereka yang tinggal di Huntara,” kata Kartini salah satu penerima program fellowship PPMN Cintardaya Nita tahun 2019.
Menurutnya, masyarakat di Huntara Palu merupakan kelompok yang sangat rentan terkena virus corona, sementara selama ini masih kesulitan mengakses informasi terkait covid-19 sehigga mereka tidak mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan selama pandemi.
Mengenai penyebaran konten “Ne Macapa ante virus corona” dilakukan melalui pemasangan poster di huntara, dimana poster-poster itu ditempel di bilik huntara dan majalah dinding (mading) yang disediakan PPMN di tiga Huntara di Kota Palu. Penghuni di huntara banyak yang tidak mengakses jejaring sosial, sehingga akses informasi mereka pun terbatas.
Selain itu, kata Kartini, juga disebar melalui akun media sosial dan beberapa grup WhatsApp dengan membagikan poster digital dan video edukasi seperti “Ne Macapa ante virus corona” dan “virus corona, kenali gejalanya cegah penularannya”.
Untuk menyebarkan konten berbahasa daerah itu, PPMN bekerja sama dengan harian umum Mercusuar, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, perkumpulan relawan untuk orang dan alam (ROA), dan jurnalis warga huntara Talise, Silae, Mamboro.
Kartini mengatakan, tanggapan masyarakat maupun warganet sangat positif atas konten tersebut. Banyak orang atau komunitas meminta file untuk mereka cetak sendiri lalu membagikannya kepada warga di sekitar mereka.
“Bahkan ada yang membuatnya menjadi spanduk,” kata Kartini.
Irwan Dawali (38) pengusi Huntara Mamboro mengaku bahwa mereka kurang mendapatkan informasi terkait virus corona.
“saya tau virus corona itu mudah menular dan mematikan. Untuk informasi lain tentang cara penyebaran dan mencegahnya saya tidak banyak tau. Tapi setelah adanya informasi dan poster-poster yang ditempel di Huntara, saya tau apa yang tidak boleh saya dan keluarga lakukan dan bagaimana untuk mencegah agar tidak tertular,” kata Irwan
Menurutnya, warga di hutara selama ini kurang mendapatkan informasi tentang virus corona. Mereka hanya diminta oleh koordinator Huntara untuk tidak keluar rumah dan tetap dihuntara agar tidak tertular virus corona. Sementara disisi lain, mereka harus tetap bekerja untuk bisa menyambung hidup.
Dengan adanya informasi tentang covid-19 yang disebar melalui poster- poter di huntara, Irwan mengakui bahwa dia bisa mengetahui apa yang harus dilakukan agar tidak tertular virus corona walaupun masih tetap beraktifitas di luar rumah untuk mencari nafkah.
“Ada beberapa organisasi yang datang ke Huntara. Mereka hanya membagikan tempat untuk cuci tangan, dan menyemprot disinfektan di huntara. Mereka tidak memberikan kami informasi tentang apa saja yang harus kami lalkukan agar tidak tertular corona,” ujarnya.
Bukan hanya orang dewasa kata Irwan, anak-anak juga lebih mudah memahami isi informasi tentang covid-19, Karena dalam poster yang berisi informasi covid-19 juga dibuat dalam bentuk gambar, sehingga tanpa harus membaca anak-anak bisa mengerti.
Begitu pula warga asli kota Palu yang sebagian besar adalah korban bencana 28 September 2018, mereka menjadi lebih mudah memahami karena tersedia dalam Bahasa suku Kaili.
“Terimakasih untuk PPMN dan juga harian Mercusuar yang selama ini sudah banyak membantu kami di Huntara, khususnya dalam mendapatkan informasi. Banyak manfaat yang kami dapatkan dari inforasi-informasi yang selama ini bisa kami akses melalui majalah dinding yang ada di huntara,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris AJI Kota Palu Yardin Hasan, mengatakan, pandemi covid 19, banyak menghasilkan kosa kata baru yang tidak semua warga masyarakat mampu memahaminya. Di satu sisi, mitigasi terhadap wabah ini begitu penting, agar masyarakat paham apa yang tidak boleh dilakukan selama pandemi ini.
Konten edukasi dalam Bahasa Kaili kata Yardin, dihadirkan untuk menggampangkan kita semua menjalankan protokol pencegahan virus sekaligus memutus mata rantai persebarannya.MAR