Dengan adanya informasi tentang covid-19 yang disebar melalui poster- poter di huntara, Irwan mengakui bahwa dia bisa mengetahui apa yang harus dilakukan agar tidak tertular virus corona walaupun masih tetap beraktifitas di luar rumah untuk mencari nafkah.
“Ada beberapa organisasi yang datang ke Huntara. Mereka hanya membagikan tempat untuk cuci tangan, dan menyemprot disinfektan di huntara. Mereka tidak memberikan kami informasi tentang apa saja yang harus kami lalkukan agar tidak tertular corona,” ujarnya.
Bukan hanya orang dewasa kata Irwan, anak-anak juga lebih mudah memahami isi informasi tentang covid-19, Karena dalam poster yang berisi informasi covid-19 juga dibuat dalam bentuk gambar, sehingga tanpa harus membaca anak-anak bisa mengerti.
Begitu pula warga asli kota Palu yang sebagian besar adalah korban bencana 28 September 2018, mereka menjadi lebih mudah memahami karena tersedia dalam Bahasa suku Kaili.
“Terimakasih untuk PPMN dan juga harian Mercusuar yang selama ini sudah banyak membantu kami di Huntara, khususnya dalam mendapatkan informasi. Banyak manfaat yang kami dapatkan dari inforasi-informasi yang selama ini bisa kami akses melalui majalah dinding yang ada di huntara,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris AJI Kota Palu Yardin Hasan, mengatakan, pandemi covid 19, banyak menghasilkan kosa kata baru yang tidak semua warga masyarakat mampu memahaminya. Di satu sisi, mitigasi terhadap wabah ini begitu penting, agar masyarakat paham apa yang tidak boleh dilakukan selama pandemi ini.
Konten edukasi dalam Bahasa Kaili kata Yardin, dihadirkan untuk menggampangkan kita semua menjalankan protokol pencegahan virus sekaligus memutus mata rantai persebarannya.MAR