SILAE, MERCUSUAR – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama ketambahan satu guru besar. Dr. Hamlan sebagai salah seorang akademisi UIN Datokarama, ditetapkan oleh Menteri Agama sebagai Guru Besar atau Profesor, pada awal tahun 2024.
Penambahan guru besar bagi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut, menjadi satu semangat baru dalam mengembangkan UIN Datokarama, baik secara kelembagaan maupun mutu akademik.
Rektor UIN Datokarama, Prof. Lukman S. Thahir menyatakan, penetapan Dr. Hamlan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam adalah satu mimpi besar UIN Datokarama.
Tentu, dengan kehadiran Prof. Hamlan menjadi penambah daya saing UIN Datokarama secara kualitas dan kuantitas guru besar, dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Bagaimana tidak, perguruan tinggi ini telah memiliki sembilan guru besar pada tahun 2023. Dengan ketambahan Dr. Hamlan menjadi guru besar, maka jumlah guru besar UIN Datokarama di awal tahun 2024 berjumlah 10 orang.
Namun, tiga dari 10 guru besar itu sedang mengabdi di perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Tiga guru besar itu adalah Prof. Sahabuddin yang saat ini menjabat sebagai Rektor IAIN Bone (Sulawesi Selatan), Prof Rusli saat ini mengabdi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof Asy’ari mengabdi di IAIN Madura.
“Mimpi ini yang kita rencanakan di UIN Datokarama, dan alhamdulillah di awal tahun ini Pak Hamlan berhasil menjadi guru besar,” kata Prof. Lukman Thahir.
Keberhasilan Hamlan menjadi Guru Besar, hal ini harus menjadi penyemangat bagi lembaga untuk terus berbenah dalam pengembangan kelembagaan, sekaligus penyemangat bagi para doktor di lingkungan UIN Datokarama untuk terus berusaha agar menjadi guru besar.
“Ini akan menjadi pemantik bagi dosen – dosen yang lain, karena kita targetkan selama empat ke depan harus ada lima sampai tujuh dosen menjadi guru besar,” sebutnya.
UIN Datokarama secara kelembagaan menggelar pengukuhan terhadap hamlan atas keberhasilannya meraih Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam.
Dalam pengukuhan itu, Profesor Hamlan dengan penuh semangat, ia menyampaikan pidato tentang “kebijakan politik pendidikan Islam dalam konfigurasi politik pendidikan nasional”.
Pidato ini direspons oleh Pakar Hukum Tata Negara UIN Datokarama, Dr. Sahran Raden. Bagi Sahran Raden, Prof. Hamlan sebagai Guru Besar bidang ilmu pendidikan Agama Islam, telah memberikan teori keilmuan dalam politik pendidikan Islam di Indonesia.
“Prof. Hamlan, telah berani dengan keilmuannya untuk merekonstruksi kebijakan politik pendidikan nasional di Indonesia, dengan menempatkan posisi pendidikan Islam sebagai titik sentral dalam mengkontribusikannya ke dalam basis moral pendidikan di Indonesia. Pidato pengukuhan Prof. Hamlan, telah memberikan pandangan kritis terhadap lahirnya konfigurasi politik atas eksistensi Pendidikan Islam masa reformasi,” kata Sahran. */JEF